Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

28 Desember 2023 | 16.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung tengah melihat salah satu stan Pameran industri mesin, pengolahan dan material plastik dan karet internasional pada Plastics & Rubber Indonesia 2023 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 16 November 2023. Kementerian Perindustrian mencatat bahwa nilai ekspor dari sektor plastik dan karet di awal tahun mencapai 1,68 milliar dollar AS. Industri ini bahkan menjadi salah satu dari 8 subsektor yang mengalami ekspansi hingga Juni 2023. Kinerja positif juga tercatat dari industri mesin pencetak (Mould) yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Tercatat bahwa kinerja ekspor industri mold tahun lalu mencapai US$ 15,8 juta.. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi investasi sektor industri pengolahan itu banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa sekitar 44,8 persen," kata Riza dalam Diskusi Publik Indef secara daring pada Kamis, 28 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data tersebut berdasarkan Kementerian Perindustrian pada Januari hingga September 2023. Adapun investasi sektor industri pengolahan di Pulau Jawa mencapai Rp 194,4 triliun pada periode tersebut.

Sementara sisanya sebesar 55,2 persen atau Rp 239,5 triliun tersebar di pulau-pulau Indonesia lainnya, seperti di Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Sumatera. Provinsi dengan perolehan investasi terbesar di sektor industri pengolahan adalah Jawa Barat, yakni Rp 79,6 triliun atau 18,3 persen dari total investasi industri pengolahan. 

Posisi berikutnya ditempati oleh Sulawesi Tengah sebesar Rp 74,3 triliun atau 17,1 persen, Jawa Timur sebesar Rp 46,6 triliun atau 10,7 persen, Maluku Utara sebesar Rp 49,2 triliun atau 11,3 persen, dan Banten sebesar Rp 39,8 triliun atau 9,2 persen.

"Ada permasalahan ketimpangan pada realisasi investasi industri pengolahan antarpulau karena masih berpusat di Pulau Jawa," tutur Riza. 

Selain itu, dia mencatat kontribusi sektor industri pengolahan terhadap produk domestik bruto atau PDB terus menurun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipresentasikan, terlihat kontribusi industri pengolahan pada kuartal III 2023 mencapai 18,74 persen terhadap PDB. 

Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2023 yang sebesar 18,56 persen, dan kuartal II 2023 yang sebesar 18,25 persen. Namun, angkanya masih jauh dari sebelum pandemi Covid-19 yang sebesar 19,7 persen pada 2019, 19,86 persen pada 2018, dan 20,16 persen pada 2017.

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus