Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo mengklaim arus kendaraan tertinggi ada di gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Menurut Budi, per jamnya sekitar lima sampai enam ribu kendaraan memasuki tol Jakarta-Cikampek lewat dua gerbang tol itu di jam-jam sibuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"(Arus kendaraan) hampir dua kali lipat dibanding gerbang tol yang lain," kata Budi saat meninjau gerbang tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 8 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itulah, pemerintah terlebih dulu menerapkan sistem ganjil-genap di gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Menurut Budi, diperlukan pembagian pintu masuk tol Jakarta-Cikampek lantaran arus kendaraan tinggi di gerbang Bekasi Barat dan Bekasi Timur.
Dengan sistem itu, pengendara mobil bernomor polisi ganjil tidak boleh masuk tol Jakarta-Cikampek melalui gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Begitu sebaliknya dengan plat nomor genap.
Namun, lanjut Budi, pengendara tetap boleh masuk tol Jakarta-Cikampek lewat gerbang tol lain, seperti Tambun atau Pondok Gede. Sistem ganjil-genap ini diberlakukan sejak 12 Maret 2018. Penerapannya hanya dari Senin-Jumat mulai pukul 06.00 WIB sampai 09.00 WIB. "Tidak berlaku di hari libur nasional," ujar Budi.
Sistem ini diatur dalam Permenhub Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pengaturan Lalu Lintas Selama Masa Pembangunan Proyek Infrastruktur Strategi Nasional di Ruas Tol Jakarta-Cikampek.
General Manager Tol Jakarta-Cikampek Jasa Marga Raddy Lukman menyampaikan total 560 ribu kendaraan pribadi dan angkutan berat seperti truk masuk ke tol Jakarta-Cikampek. Dari angka itu, 20 persen atau sekitar 110 ribu truk melewati tol Jakarta-Cikampek.
Baca berita lainnya tentang Sistem Ganjil-Genap di Tempo.co.