Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi Bakal Tambah Anggaran Pupuk Subsidi Rp 14 Triliun, Ekonom: Hanya Obat Penghilang Nyeri

Pengamat pertanian Khudori menyoroti pernyataan Jokowi yang akan menambah alokasi anggaran untuk pupuk subsidi menjadi Rp 14 triliun pada 2024.

3 Januari 2024 | 14.05 WIB

Stok pupuk subsidi yang berada di gudang lini I (produsen) sampai dengan lini IV (kios resmi) sebanyak 2,2 juta ton.
Perbesar
Stok pupuk subsidi yang berada di gudang lini I (produsen) sampai dengan lini IV (kios resmi) sebanyak 2,2 juta ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang akan menambah alokasi anggaran untuk pupuk subsidi menjadi Rp 14 triliun pada 2024. Menurutnya, penambahan anggaran itu tak menyelesaikan permasalahan utama pupuk bersubsidi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Penambahan anggaran subsidi Rp 14 triliun itu tak lebih sebagai obat penghilang nyeri. Nyerinya bisa hilang tapi penyakitnya tidak sembuh. Karena apa? Karena tidak menyentuh akar dan jantung masalah pupuk bersubsidi," ujar Khudori kepada Tempo dalam keterangannya pada Rabu, 3 Januari 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menyebut, permasalahan pupuk subsidi tidak hanya mengenai minimnya anggaran. Menurutnya, ada banyak masalah lain yang mengakibatkan program pupuk bersubsidi ini tak kunjung membaik. "Ada seabrek masalah yang membelenggu pupuk bersubsidi, yang ini membuat program yang sudah lebih setengah abad ini tak kunjung membaik," katanya. 

Salah satu permasalahan yang fundamental, kata Khudori, adalah skema subsidi yang keliru. Ia menyebut, skema subsidi diberikan dalam bentuk subsidi gas kepada produsen pupuk, bukan subsidi langsung kepada petani. "Skema seperti ini adalah skema untuk industri. Jika ini disebut sebagai skema atau kebijakan untuk petani sebenarnya tidak tepat alias kamuflase," ujarnya. 

Khudori juga mengatakan, penambahan anggaran pupuk subsidi ini tidak akan langsung menuntaskan masalah pertanian. Menurutnya, masalah yang menjerat sektor pertanian, sangat banyak. "Pupuk hanya salah satu. Di luar itu ada soal benih, soal kredit untuk usahatani, benih, air, lahan yang kian menciut, iklim-cuaca yang kian sulit diprediksi, pasar yang tidak terkoneksi dengan petani, penyuluhan yang makin mengempis, dan lain-lain," ucap Khudori. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyebut, pemerintah akan menambah alokasi anggaran untuk pupuk subsidi menjadi Rp 14 triliun pada 2024. Hal ini dilakukan untuk menutup kekurangan pupuk di lapangan. 

"Sehingga di 2024 saya sudah ngomong ke Menteri Keuangan agar subsidi pupuk ditambah senilai angka hitung-hitungan kita Rp 14 triliun harus ditambah untuk menutup kekurangan pupuk yang ada di lapangan,”ujar Jokowi dalam agenda Pembinaan Petani Se-Provinsi Jawa Tengah yang disiarkan secara virtual pada akun YouTube Sekretariat Presiden yang dikutip pada Rabu, 3 Januari 2023. 

Meski demikian, pengajuan penambahan anggaran ini masih harus mendapatkan persetujuan DPR. “Bahwa pengajuan seperti itu harus mendapatkan persetujuan DPR, nah ini belum. Ini dari Menteri Pertanian sudah mengajukan, dari Kementerian Keuangan akan dorong segera bisa direalisasikan,” ujarnya. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus