Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi Ingin Kereta Cepat Jadi Penghubung ASEAN, Indef Sebut Mimpi Terlalu Tinggi

Jokowi berharap kereta cepat akan mengkoneksikan jalur antar-negara, terutama di ASEAN.

14 Oktober 2022 | 14.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kereta cepat Jakarta Bandung di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 13 Oktober 2022. Pemerintah menyatakan progres pengerjaan sudah mencapai 88,8 persen yang akan diikuti rencana uji dinamis bersama Presiden Joko Widodo dan Xi Jinping November mendatang. Jalur KCJB baru tersambung antara Tegalluar dengan Stasiun Padalarang. TEMPO/Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai mimpi Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjadikan kereta cepat sebagai simpul konektivitas antar-negara di ASEAN terlalu tinggi. Dia pun menyinggung angan-angan lama Indonesia yang akan membangun jalur darat yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jangan kan kereta, jalur darat ke Sumatera kan dibatalkan oleh Presiden Jokowi, Jembatan Selat Sunda itu, boro-boro kereta,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, untuk menguhubungkan kereta ke negara-negara ASEAN, pemerintah harus membangun jalur lintasan kereta. Misalnya, kereta ke arah Bangka Belitung, lalu Bangka Belitung ke Batam, dan Batam ke Singapura, baru ke negara lain.

“Memang ada rencana? Menurut saya terlalu jauh,” katanya.

Kalau sekadar terkoneksi, Tauhid berujar, angkutan pesawat pun dapat menghubungkan negara-negara di ASEAN. Angkutan itu juga sudah terintegrasi dengan multimoda seperti kereta dan bus.

“Tapi kalau kereta yang sesama kereta menurut saya masih enggak mungkinlah. Kita Jembatan Selat Sunda saja dibatalkan, padahal itu memang bisa buat kereta,” tutur Tauhid. “Itu terlalu jauh.”

Sebelumnya, Jokowi mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) merupakan kereta cepat pertama di Asia Tenggara atau ASEAN. Jokowi berharap KCJB akan mengkoneksikan jalur antar-negara, entah disambungkan dengan pelabuhan, airport, atau mungkin dengan kereta cepat.

“Itu sudah menjadi gagasan besar di ASEAN agar konektivitas antar negara-negara ASEAN ini tersambungkan secepat-cepatnya dalam rangka daya saing ASEAN,” ucap Jokowi.

Kepala negara mengakudirinya mendapatkan keterangan perkembangan pembangunan KCJB sudah mencapai 88,8 persen secara keseluruhan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengungkap kendala dalam proyek pembangunan. Salah satunya saat membangun terowongan di Tunel 2 dan Tunel 11 yang sempat mengalami masalah karena tanahnya sulit dikendalikan. 

“Tetapi Alhamdulillah sekarang sudah selesai,” ucap Jokowi. “Dan jika tak ada aral melintang, kereta cepat Jakarta-Bandung akan selesai dalam waktu tak lama lagi dan mulai beroperasi bulan Juni 2023.”

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus