Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kapasitas Produksi PT Smelting Naik 30 Persen, Menperin: Investasi US$ 231 Juta

Menperin menyampaikan kebijakan hilirisasi menjadi salah satu sumber penerimaan negara.

20 Februari 2022 | 21.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) dan Ketua Umum GAIKINDO Yohanes Nangoi (kiri) memberikan sambutan usai mengunjungi pameran GIIAS 2021, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu, 17 November 2021. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi upaya hilirisasi PT Smelting dengan meningkatkan kembali kapasitas produksi smelter tembaga hingga 30 persen. Nantinya kapasitas produksinya naik menjadi 342 ribu ton dari 300 ribu ton katoda tembaga per tahun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami mendapat laporan, investasi dari ekspansinya kali ini mencapai 231 juta dolar AS, dan ditargetkan pembangunannya selesai sebelum akhir Desember 2023,” kata Menperin Agus Gumiwang lewat keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kunjungan kerjanya ke Surabaya, Menperin menyampaikan kebijakan hilirisasi menjadi salah satu sumber penerimaan negara dengan produk turunannya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri.

Ekspansi PT Smelting telah dilakukan sebanyak empat kali dalam rangka peningkatan kapasitas produksi. Tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga dari PT Smelting sebesar 200 ribu ton per tahun.

Pada 1999 ekspansi pertama dilakukan dengan menambah kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255 ribu ton per tahun. Berikutnya, tahun 2001 ditingkatkan lagi menjadi 270 ribu ton. Ekspansi ketiga pada 2009 menambah kapasitas jadi 300 ribu ton per tahun.

Selama ini PT Smelting mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting mempunyai tiga pabrik terdiri dari pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery), dan pabrik asam sulfat.

"PT Smelting yang didirikan sejak tahun 1996 di Gresik ini, menjadi pembangunan refinery mineral yang pertama di Indonesia. Dengan ekspansi ini, PT Smelting juga menjadi pabrik smelter tembaga yang pertama dan satu-satunya di Indonesia," papar Menperin.

Melalui pembangunan pabrik baru PT Smelting ini yang semula hanya mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun, akan meningkat kapasitasnya menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun.

"Dengan kontribusi dari perusahaan refinery lainnya yang memiliki kapasitas serapan konsentrat 2 juta ton, maka di Gresik ini akan menghasilkan total serapan konsentrat 3,3 juta ton. Artinya Gresik ini akan menjadi wilayah sentra hilirisasi tembaga,” imbuhnya.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial PT Smelting Irjuniawan P Radjamin mengemukakan proyek ekspansi kali ini juga untuk menambah pabrik asam sulfat baru. Selain itu menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery.

"PT Smelting terus berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap negeri kita tercinta. Dengan peningkatan kapasitas produksi ini, tentu akan makin mengokohkan Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga dunia," ucapnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus