Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemenperin Bakal Bantu Sediakan Bahan Baku hingga Insentif Pajak untuk Industri Furnitur

Kemenperin memproyeksikan nilai ekspor furnitur akan terus meningkat

20 Februari 2025 | 16.50 WIB

Menteri Perdagangan, Budi Santoso (dua dari kiri) meninjau UMKM eksportir furnitur, PT Mulya Abadi Indocarpentry di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 31 Oktober 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perbesar
Menteri Perdagangan, Budi Santoso (dua dari kiri) meninjau UMKM eksportir furnitur, PT Mulya Abadi Indocarpentry di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 31 Oktober 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika memproyeksikan nilai ekspor furnitur akan terus meningkat. Pasalnya, berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur global pada 2024 sebesar US$ 660 miliar diproyeksikan tumbuh 4,9 persen selama periode 2025 hingga 2034.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kemenperin mencatat, pada 2024 industri furnitur tumbuh sebesar 2,07 persen. Capaian ini turut mendongkrak pertumbuhan sektor industri agro di angka 5,20 persen, yang menyumbang andil 51,81 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas. Sedangkan nilai ekspor furnitur pada periode Januari–November 2024 tercatat sebesar US$ 1,47 miliar. Angka ini naik 0,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. “Meski demikian, industri furnitur Indonesia saat ini menghadapi tantangan terutama akibat kondisi geopolitik yang menyebabkan terhambatnya logistik pengiriman ekspor,” ujar Putu dalam keterangan resminya, Kamis, 20 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tantangan lainnya adalah isu kebijakan kelestarian lingkungan di negara tujuan ekspor, misalnya The European Union Deforestation Regulation (EUDR). Lonjakan impor furnitur, terutama furnitur logam dan plastik, juga menjadi pesaing bagi industri furnitur berbasis kayu untuk berkembang.

Karena itu, Putu mengatakan, pemerintah bakal memfasilitasi ketersediaan bahan baku. Kemenperin akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk meningkatkan penyediaan akses bahan baku. Dengan begitu, ada pola rantai pasok bahan baku furnitur melalui fasilitasi pusat logistik bahan baku Industri furnitur.

Pemerintah juga akan memfasilitasi ketersediaan SDM terampil. Putu mengatakan, kementeriannya telah mendirikan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal yang memiliki tiga program studi, yaitu Teknik Produksi Furnitur, Desain Furnitur, dan Manajemen Bisnis Industri Furnitur.

Untuk memfasilitasi perluasan pasar, pemerintah memfasilitasi keikutsertaan pelaku industri dalam pameran furnitur internasional. Pada 2024, Kemenperin memfasilitasi enam perusahaan furnitur menggelar pameran furnitur internasional Index Plus New Delhi di India.

Pemerintah juga akan menggalakkan belanja APBN melalui pemanfaatan produk ber-Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dengan begitu, Putu mengatakan, pemerintah m memberikan peluang pelaku industri furnitur untuk meningkatkan pasar dalam negeri.

Selain itu, pemerintah akan menjalankan program restrukturisasi mesin/peralatan industri pengolahan kayu yang telah berlangsung selama tiga tahun sejak 2022. Peogram ini bertujuan memfasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk.

Putu mengklaim, sebanyak 33 perusahaan industri pengolahan kayu, termasuk furnitur kayu, telah terfasilitasi, dengan total nilai reimburse sebesar Rp20,6 miliar. Pemerintah juga melaksanakan program pengembangan konsep desain furnitur, berupa workshop kolaborasi antara desainer furnitur dengan pelaku industri.

Untuk menciptakan iklim berusaha yang kondusif bagi pelaku industri furnitur, Putu mengatakan, pemerintah memberi fasilitas insentif perpajakan (tax allowance, tax holiday, super deduction tax), preferensi tarif, ketentuan lartas, serta kemudahan prosedur ekspor produk jadi dan impor bahan baku atau bahan penolong. "Selain terus meningkatkan pasar ekspor, pelaku industri furnitur diharapkan agar tidak meninggalkan pasar dalam negeri,” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus