Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita memastikan daging kerbau yang diimpor dari India aman dikonsumsi. “Saya yang memutuskan itu berdasarkan pertimbangan dan masukan dari komisi ahli,” kata Diarmita setelah menghadiri rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa malam, 13 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Diarmita, daging tersebut telah memenuhi tiga indikator yang ditentukan. Pertama, daging tersebut dipesan dalam bentuk beku dan tanpa tulang atau boneless meat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, dalam pengirimannya, daging akan disimpan dengan suhu minus 18 derajat Celsius. Dari sisi keasaman pun, kata Diarmita, daging tersebut telah dites dan memiliki tingkat keasaman di bawah 6 pH. “Saya sudah bilang, selama itu tanpa tulang, dengan di bawah 6 pH, serta diangkut dengan minus 18 derajat Celsius, itu clear,” tuturnya.
Diarmita mengatakan impor daging kerbau beku dari India oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) itu bertujuan mengintervensi harga menjelang bulan Ramadan pada Mei-Juli mendatang.
Sedikitnya lima wilayah yang diprioritaskan mendapat alokasi daging kerbau impor tersebut adalah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). “Untuk daging kerbau Bulog itu di bawah Rp 80 ribu per kilogram. Daging lokal itu sekitar Rp 102-105 ribu per kilogram. Itu menurut PD Pasar Jaya,” kata Diarmita.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan impor daging kerbau dari India tahap pertama pun sudah dilakukan. Djarot menyebut proses impor ini sudah mencapai tahap letter of credit atau LC. Namun ia belum bisa memastikan kapan daging tersebut akan tiba di Indonesia. “Pengiriman tahap pertama akan dikirim 20 ribu ton,” kata Djarot ketika ditemui di tempat yang sama.
Sebelumnya, Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyudi memperkirakan daging kerbau beku tersebut akan tersedia setelah bulan Maret, karena masih harus menjalani proses yang panjang. Di antaranya penyediaan pasokan kerbau, pemotongan, pengangkutan, pemuatan, dan pelayaran.