Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kepala Bapanas Beberkan Sebab Harga Gula Melonjak, dari Kenaikan HPP, Keseimbangan Ekosistem hingga..

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi bicara soal kenaikan harga gula pasir belakangan ini. Simak penjelasan lengkap pelaksana tugas Mentan itu di sini.

7 Oktober 2023 | 11.48 WIB

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi (tengah) saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik gula di Jawa Timur. ANTARA/HO-NFA/sh
Perbesar
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi (tengah) saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik gula di Jawa Timur. ANTARA/HO-NFA/sh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi angkat bicara soal kenaikan harga gula pasir belakangan ini. Pelaksana Tugas Menteri Pertanian tersebut menyatakan kenaikan harga komoditas itu tak terelakkan karena terjadi usai penyesuaian Harga Pokok Produksi (HPP).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyesuaian HPP itu, kata Arief, merupakan upaya pemerintah menjaga keseimbangan ekosistem pergulaan nasional. “Kalau satu dua bulan lalu, terbalik. Kita malah meminta seluruh pelaku usaha dan BUMN membeli gula petani minimal Rp 12.500, karena waktu itu musim giling," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia lalu menjelaskan pada musim giling tahun lalu (2022) harga gula berada di angka Rp 11.500 per kilogram. Sedangkan harga gula pada setahun sebelumnya yakni 2021 berada di level Rp 10.500 per kilogram. Dalam hal ini, Bapanas mendorong agar petani mendapatkan harga yang sesuai dengan perkembangan keekonomian.

Adapun pada data Panel Harga yang dikeluarkan Bapanas per hari ini, Sabtu, 7 Oktober 2023, diketahui harga gula rata-rata nasional Rp 15.480 per kilogram. Angka itu naik Rp 50 atau 0,32 persen bila dibandingkan pekan lalu, Sabtu, 30 September 2023.

Harga gula termurah terdapat di Banyumas sebesar Rp 13.500 per kilogram. Berikutnya, harga gula Rp  14.000 per kilogram di antaranya di Pulau Sumatera seperti Sibolga, Lampung Utara, Palembang dan juga ada di Pulau Jawa seperti di DKI tepatnya di Jakarta Utara, Karanganyar, Tegal, Brebes, Kediri, dan Blitar. Harga gula termahal di Kabupaten Puncak, Papua Rp 35.000 per kilogram.

Sementara di Jakarta, masih ditemui harga gula pasir tertinggi di Jakarta sebesar Rp 17.000 per kilogram di Pasar Glodok dan terendah Rp 14.000 per kilogram Pasar Pos Pengumben.

Lebih jauh Arief memastikan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga keseimbangan ekosistem pergulaan nasional. Caranya dengan menyesuaikan biaya produksi, maupun dengan sikap keberpihakan terhadap konsumen dan pelaku usaha sehingga terwujud pangan kuat Indonesia berdaulat yang tercermin dalam cita-cita bersama.

"Agar petani sejahtera, pedagang untung, dan masyarakat tersenyum," tuturnya.

Adapun penyesuaian HPP gula di tingkat produsen sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 17 Tahun 2023. Harga gula yang sebelumnya Rp 11.500 per kg ditetapkan menjadi Rp 12.500 per kg.

Selanjutnya: Adapun harga gula konsumsi di tingkat ...

Adapun harga gula konsumsi di tingkat konsumen juga disesuaikan dari Rp 13.500 per kg menjadi Rp 14.500 per kg, dan Rp 15.500 per kg khusus wilayah 3TP (Terluar, Terdepan, Tertinggal, dan Perbatasan).

Yang juga turut menjadi perhatiannya, kata Arief, adalah konsistensi para pelaku usaha pergulaan untuk secara bersama-sama membangun industri pergulaan nasional yang sehat.

Pada awal tahun 2023 saat kondisi harga gula rendah, pemerintah mendorong para pelaku usaha untuk menyerap hasil produksi petani dengan harga yang baik. Namun ketika selesai giling, justru harga gula malah terkerek naik. Arief berharap para pelaku usaha bisa konsisten membangun kerja sama yang berkelanjutan bersama pemerintah dan stakeholders lainnya.

“Jadi mungkin ke depannya kami harus siapkan pendanaan yang kuat untuk membeli pada saat panen tebu sampai dengan musim giling berakhir, sehingga produk petani itu dibeli dengan harga yang bagus,” tegasnya.

Oleh sebab itu, kata Arief, Bapanas berkomitmen semakin memperkuat peran BUMN sebagai offtaker bagi petani khususnya pada saat musim giling untuk memenuhi Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Selanjutnya saat berakhir musim giling, stok akan dilepas untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga. Di sisi lain peningkatan produksi tebu menjadi faktor kunci menjaga ketersediaan gula nasional.

“Kemarin ID FOOD juga sudah mendapatkan pinjaman dana murah Rp 1,5 triliun subsidi bunga dari Kementerian Keuangan untuk penguatan cadangan pangan pemerintah. Ini akan mulai dari gula, daging sapi, hingga minyak goreng. Jadi harga itu kita harapkan tidak akan naik turun, karena kita punya cadangan pangan,” tuturnya.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus