Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kerugian Perusahaan Penyelenggara Umrah Diprediksi Capai Rp 2,5 T

Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Joko Asmoro mengatakan potensi kerugian penjualan paket umrah bisa mencapai Rp 2,5 triliun.

29 Februari 2020 | 11.25 WIB

Calon jamaah umrah asal Metro Bandar Lampung meninggalkan bandara untuk kembali ke rumah usai mengetahui adanya pembatalan penerbangan dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 27 Februari 2020. ANTARA
Perbesar
Calon jamaah umrah asal Metro Bandar Lampung meninggalkan bandara untuk kembali ke rumah usai mengetahui adanya pembatalan penerbangan dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 27 Februari 2020. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Joko Asmoro mengatakan potensi kerugian penjualan paket umrah akibat adanya penyetopan izin sementara oleh Pemerintah Arab Saudi mencapai Rp 2,5 triliun. Potensi itu dihitung selama sebulan sejak kebijakan penyetopan umrah diberlakukan.

"Potensi kerugian dari penjualan, bukan dari revenue (keuntungan) adalah Rp 2-2,5 triliun dalam satu bulan. Kerugian ini komponennya banyak, termasuk dari (jasa) tenaga kerja," ujar Joko dalam diskusi terkait virus Corona di Jakarta Pusat, Sabtu, 29 Februari 2020.

Joko mengatakan kerugian itu dihitung dari akumulasi pembeli paket perjalanan umrah dikalikan dengan harga paket. Menurut dia, saat ini rata-rata terdapat 100-150 ribu jemaah per bulan yang membeli paket umrah dengan harga paket per pacs sekitar Rp 20 juta.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi sebelumnya telah menyetop izin kunjungan ibadah umrah dan akses ke makam Nabi Muhammad di Madinah. Penyetopan sementara ini dilakukan sebagai akibat mewabahnya virus Corona di pelbagai negara, termasuk Indonesia.

Joko menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 50 ribu masyarakat yang sudah memperoleh visa, namun gagal berangkat ke Arab Saudi. Bahkan, sebanyak 1.685 orang di antaranya telah berada di negara-negara transit.

Ia menyebutkan, pihak agen perjalanan telah menggelar pertemuan dengan Kementerian Agama, maskapai, dan stakeholders lain untuk mengambil kebijakan terkait refund atau pengembalian dana dan reschedule atau penjadwalan ulang. Khusus penjadwalan ulang, agen travel sedang berupaya meminta Kementerian Luar Negeri Arab Saudi untuk melonggarkan kebijakan pembuatan visa.

"Agar kiranya untuk pemilik visa elektronik ini untuk reschedule tidak dikenakan biaya kembali karena biayanya cukup mahal sekitar US$ 200-300," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus