Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mewanti-wanti PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN terkait penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali, Oktober 2022. Erick meminta petugas PLN tidak kecolongan di lokasi-lokasi penting, seperti hotel tempat kepala negara berkumpul maupun saat konferensi berlangsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu yang paling penting. Dengan alasan apa pun tidak boleh mati lampu," kata Erick Thohir saat mengecek kesiapan PLN dI Bali, dalam keterangan resmi PLN, Senin, 27 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sesuai rencana, KTT bakal digelar 30 Oktober 2022. Ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan setelah Indonesia resmi menjadi presidensi G20 di akhir tahun ini dan tahun depan. Saat ini, beberapa kegiatan sudah digelar menjelang KTT tersebut.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut sistem kelistrikan Bali sudah siap untuk menyelenggarakan KTT G20. Dengan daya mampu sistem sebesar 1.322,1 Mega Watt (MW), beban puncak tertinggi pada 2021 tercatat sebesar 754,6 MW.
Sehingga, kata dia, masih ada cadangan daya atau reserve margin sebesar 567,8 MW atau 42,9 persen. "Khusus KTT G20, kami akan tingkatkan 40 persen, sambil kita tingkatkan utilisasi aset," ujar Darmawan.
Saat ini, kata dia, PLN sudah melalukan proses relokasi pembangkit dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati ke Pembangkit Listrik tenaga gas (PLTG) Pesanggaran sebesar 100 MW. Proses ini ditargetkan selesai pada Oktober 2022.
Sehingga pada saat KTT berlangsung, total daya mampu sistem di Bali akan memiliki kapasitas sebesar 1.422,1 MW. PLN juga memprediksikan beban puncak saat penyelenggaraan KTT G20 sebesar 980 MW.
Tak ketinggalan, Darmawan berharap permintaan terhadap listrik PLN dapat bertahan di angka tersebut setelah acara KTT G20 selesai. "Kalau perlu (beban puncak) meningkat. Sehingga KTT G20 menjadi berkah bagi PLN," ucapnya.
Untuk menjaga pasokan listrik ini, perusahaan akan menerjunkan 550 petugas siaga untuk mengamankan pembangkit sampai dengan lokasi venue acara setiap hari. Mayoritas dari personel ini bertugas mengamankan jalur distribusi sebanyak 436 orang.
Sementara 28 petugas di antaranya akan siaga di pembangkit Bali dan Jawa, 52 personel akan mengamankan transmisi, 18 petugas piket patroli jaringan, dan 16 orang piket pengatur beban. "Untuk memastikan keandalan pasokan listrik 24 jam selama kegiatan KTT G20 berlangsung, PLN pun membagi para petugas ini menjadi tiga shift," ujarnya.
Lalu, PLN juga menyiagakan 12 unit mobil Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan 26 Unit Gardu Bergerak (UGB) dengan total kapasitas 7.660 kilo Volt Ampere (kVA).
Kemudian, 55 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 5.370 kVA, 31 unit Genset Mobile berdaya 4.490 kVA. Selain itu, ada juga 59 unit mobil, 23 unit reaksi cepat, serta 104 unit sepeda motor untuk pelayanan teknik (Yantek).
Selain pasokan listrik, PLN juga menyiapkan infrastruktur pengisian energi kendaraan listrik. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi rencana para kepala negara yang akan menggunakan mobil listrik. "Sebagaimana informasi yang kami terima, akan ada 500 mobil listrik yang akan digunakan oleh para delegasi KTT G20," kata Darmawan.
Ia menyebut jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU yang ada saat ini masih kurang. Untuk itu, PLN akan menambah pengoperasian SPKLU Fast Charging sebanyak 21 unit di 15 shelter di lokasi-lokasi strategis milik PLN.
Seluruh SPKLU yang akan dibangun PLN ini merupakan tipe Fast Charging, dengan rincian 12 unit tipe 25 kilo Watt (kW) dan 9 unit tipe 50 kW.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.