Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

LaSalle: Tingkat Penjualan Apartemen di Jabodetabek Turun

Hasil studi Jones Long LaSalle (JLL) Indonesia, menemukan bahwa tingkat penjualan apartemen di Jabodetabek sepanjang kuartal dua 2018 tak bergairah.

19 Juli 2018 | 10.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi proyek pembangunan/bangunan bertingkat/Apartemen. ANTARA/Sigid Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Hasil studi Jones Long LaSalle (JLL) Indonesia, sebuah perusahaan konsultan properti, menyimpulkan tingkat penjualan kondominium atau apartemen di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sepanjang kuartal II 2018 tak bergairah. Tingkat penjualan menurun menjadi 63 persen atau setara 900 unit.

Baca juga: Penjualan Apartemen Diprediksi Naik 15 Persen Lebih

“Tercatat tingkat penjualan turun 1 persen dari penjualan kuartal sebelumnya yaitu 64 persen,” kata Kepala Penelitian JLL Indonesia James Taylor saat memaparkan hasil studinya di Kantor JLL Indonesia, Gedung Bursa Efek, Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Juli 2018.

Menurut James, penjualan rumah yang hanya mencapai 63 persen tersebut datang dari pasar apartemen yang berada pada segmentasi kelas menengah dan menengah ke bawah. Kondisi ini seirama dengan pasokan apartemen kuartal dua yang juga menyasar kelas menengah seperti Cleon Park di Cakung, Jakarta Timur.

Simak pula: Penjualan Properti Terus Naik hingga 2018, Termasuk Apartemen

Hasil studi LaSalle menunjukkan total apartemen yang baru dibangun sepanjang kuartal pertama dan kedua masing-masing mencapai 983 unit dan 309 unit. Padahal jumlah apartemen yang tersedia mencapai 144 ribu unit dan ke depan hingga 2022 diperkirakan bakal bertambah 55 ribu unit.

James mengatakan ada beberapa alasan mengapa tingkat penjualan apartemen menurun pada kuartal kedua 2018. Beberapa alasannya adalah soal tidak stabilnya nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga kredit yang dinilai mahal hingga pasar kedua dan sewa apartemen yang telah menurun. “Belum lagi alasan politik pada tahun depan juga memengaruhi,” kata dia.

Meskipun pasar apartemen tak terlalu bergairah pada kuartal kedua, kata James, ketertarikan pembeli baik untuk dipakai sendiri maupun sebagai investasi tetap stabil. Terutama pada apartemen dengan tipe atau spesifikasi kecil, murah serta dekat dengan akses mass rapid transit (MRT) dan light rapid transit (LRT). Hasil studi LaSalle juga mencatat harga apartemen masih akan stagnan karena permintaan masih tergolong rendah.

Selain apartemen, LaSalle juga melakukan survei terhadap penjualan rumah tapak. Hasilnya, tingkat penjualan sepanjang semester I 2018 telah mencapai 4.873 unit atau setara 71 persen.  Dalam hal ini, rata-rata pengembang menawarkan harga dengan rentang Rp 600  juta hingga Rp2 miliar. Adapun, jumlah rumah yang baru rilis semester pertama tahun ini sebanyak 6.143 unit yang terdiri dari dua perumahan di wilayah Tangerang dan Bekasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus