Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Chief Human Resources & Marketing Officer FWD Insurance, Rudy F. Manik mengatakan penting sekali literasi keuangan diajarkan anak sejak kecil. “Kami percaya bahwa literasi keuangan adalah keterampilan esensial yang perlu ditanamkan sejak dini," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 19 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance) bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) kembali mengadakan kegiatan JA SparktheDream untuk tahun ketiga. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan bagi generasi muda. Program edukasi finansial yang berkelanjutan ini menargetkan 2.000 peserta edukasi dari siswa sekolah menengah pertama.
Sejak pertama kali diluncurkan di tahun 2023, JA SparktheDream telah menjangkau lebih dari 3.700 siswa dengan dukungan ratusan sukarelawan. Tahun ini, akupan daerah program JS SParktheDream akan diperluas ke lebih banyak daerah, mencakup Jakarta, Tangerang Selatan, Depok, Bandung, Cimahi, Surabaya, Sidoarjo, serta daerah baru seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Semarang.
Rudy melihat masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Bahkan tidak jarang anak murid peserta kegiatan ini berhasil Kami juga melihat pelaksanaan program sejak awal, di mana kami melihat peningkatan antusiasme para siswa dalam mengikuti program ini, bahkan meraih prestasi di kompetisi tingkat Asia Pasifik. Ia berharap semakin banyak anak Indonesia yang mendapatkan literasi keuangan secara menyeluruh. "Dengan semakin luasnya cakupan program ini, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak siswa, membekali mereka dengan pemahaman keuangan yang lebih komprehensif, serta menanamkan budaya finansial yang sehat sejak sekolah," kata Rudy.
Pelaksanaan tahun ketiga ini juga menjadi bagian dari upaya dalam mendukung peningkatan literasi keuangan di Indonesia, khususnya di kalangan pelajar. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 dari Otoritas Jasa Keuangan, indeks literasi dan inklusi keuangan pelajar adalah 56,42 persen dan 69 persen. Angka ini masih lebih rendah dari rata-rata indeks nasional, yaitu 65,43 persen untuk literasi dan 75,02 persen untuk inklusi .
Pribadi Setiyanto, Ketua Dewan Pengurus Prestasi Junior Indonesia, mengatakan, timnya terus berupaya untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan relevan bagi siswa. "Dengan adanya program ini, kami berharap para siswa tidak hanya memahami prinsip dasar keuangan, tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengembangkan solusi inovatif yang berdampak sosial,” katanya.
Selain mengajarkan konsep dasar pengelolaan keuangan, JA SparktheDream tahun ini menghadirkan materi baru tentang pajak. Para siswa diperkenalkan mengenai pajak dan peran pentingnya dalam membangun negara dan masyarakat. Tidak hanya itu, program ini juga akan menghadirkan aktivitas bootcamp yang dirancang untuk membekali peserta dalam mempersiapkan ide sosial mereka, yang nantinya akan dikompetisikan di akhir program.
JA SparktheDream akan terus memberdayakan generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan secara bijak serta berkontribusi kepada masyarakat.
Pilihan Editor: Bangun Literasi Keuangan, OJK Gelar Capacity Building Kawan OJK