Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengajak semua negara menjadikan masalah sampah pesisir atau marine debris sebagai persoalan bersama dan segera melakukan aksi nyata untuk mengatasinya. Menurutnya, jika semua negara saling bekerja sama maka sampah di laut akan bisa dikurangi setidaknya lima tahun dari sekarang.
Baca juga: Luhut Pandjaitan ke Istana Bahas Our Ocean Conference
"Di Nusa Penida banyak sampah, tidak dari Indonesia tapi dilihat dari contoh plastik justru dari luar. Sehingga ini merupakan masalah global," kata Luhut dalam diskusi bertajuk "Tackling Marine Plastic Polution" dalam rangkaian Our Ocean Conference (OOC) 2018, Selasa, 30 Oktober 2018.
Selama satu tahun ini, Indonesia disebut terus berupaya mengurangi marine debris. Sebanyak enam sektor dilibatkan yakni pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), industri, Non-Governmental Organization (NGO), komunitas lokal, akademisi, dan pihak potensial lainnya.
Kesadaran masyarakat dinilai menjadi hal paling penting untuk mengurangi sampah pesisir. Selain itu, Indonesia melakukan pendanaan, pengawasan, hingga penerapan aturan hukum.
Luhut menegaskan pihak-pihak terkait mesti berbicara langsung dengan masyarakat untuk menyosialisasikan dan memberikan edukasi atas hal ini.
Indonesia pun telah berkomitmen untuk mengurangi 30 persen marine debris pada 2025. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggunakan plastik sebagai bahan pengaspalan jalan.
Selain itu, Indonesia memanfaatkan plastik sebagai waste to energy yakni bahan baku untuk menghasilkan listrik. Proyek waste to energy ini sedang diupayakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Bali yang memiliki luas 10 hektare (ha).
"Ini penting untuk anak dan cucu kita. Jangan berhenti hanya pada pembicaran high level, kita harus lakukan segera," ucap Luhut Pandjaitan.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini