Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) mendominasi pengangguran pada Agustus 2017. Di sisi lain, pemerintah menyatakan menggencarkan pendidikan vokasi dalam dua terakhir ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BPS mencatat jumlah lulusan SMK yang menganggur mencapai 11,41 persen dari total 7,04 juta pengangguran per Agustus 2017. Sementara pengangguran dari lulusan Sekolah dasar (SD) sebesar 2,62 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5,54 persen, Sekolah Menengah Atas (SMA) 8,29 persen, Diploma I/II/III sebesar 8,29 persen, dan universitas sebesar 5,18 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro menduga data tersebut mengindikasikan ketidaksesuaian (mismatch) antara pendidikan yang disediakan dengan kebutuhan pasar. "Karena tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, perusahaan tetap mengambil lulusan pendidikan umum," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin, 13 November 2013.
Simak: Lulusan SMK Mendominasi Jumlah Pengangguran
Dia menuturkan pemerintah akan mencoba memperbaiki melalui tiga hal yaitu perbaikan kurikulum, alat belajar, dan guru. Cara penting lainnya adalah mewajibkan program magang pelajar SMK di perusahaan milik swasta.
Bambang mengatakan pemerintah sudah mulai merealisasikan program tersebut. "Tinggal membuat sistem ini menjadi massive," kata dia.
Mantan Menteri Keuangan ini berharap pengangguran dari lulusan pendidikan vokasi bisa menurun. Pemerintah menargetkan tingkat pengangguran terbuka dalam RPJMN 2019 sekitar 4-5 persen. Hingga kuartal III 2017, tingkat pengangguran terbukanya mencapai 5,50 persen.
VINDRY FLORENTIN