Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aksi demonstran di Manokwari, Papua Barat mengakibatkan lumpuhnya beberapa layanan publik, salah satunya perbankan. Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan hingga saat ini telah menutup sementara sejumlah kantor cabang (KC) BNI yang berada di kantor wilayah Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang melakukan operasi di kantor wilayah Papua, semua KC di Manokwari kecuali di Kaimana. Kemudian ada KC Biak, Marauke, dan KC jayapura kecuali KC Wamena untuk beroperasi," katanya saat ditemui di Kampus Perbanas, Selasa, 20 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu menyusul dengan adanya gerakan demo besar-besaran di daerang Sorong, Papua Barat, Bob mengungkapkan telah menutup semua kantor cabang wilayah tersebut kecuali KC Kota Sorong yang buka tetapi tetap dilakukan penjagaan oleh TNI.
Bob mengaku, BNI telah melaporkan terkait penutupan kantor cabang di Papua kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena tindakan ini perlu diambil terkait pelaporan aktifitas kepada pihak pengawas.
Kemudian Bob mengaku BNI mengalami kerugian karena dampak dari kerusuhan itu. Ada satu mesim ATM yang dibakar di kantor Gubernur Papua Barat. Namun, ia menuturkan tidak hanya ATM BNI yang dirusak tetapi ATM bank lain juga dibakar. "Karena bukan punya BNI saja. karena ATM seperti itu sudah diasuransikan. Kemudian untuk uang di dalam ATM aman," tambahnya.
Sebelumnya, mahasiswa dan sejumlah masyarakat melakukan aksi demo di Manokwari pada Senin, 19 Agustus 2019. Demo digelar untuk memprotes dugaan insiden penangkapan mahasiswa asal Papua di Surabaya, pada 17 Agustus 2019. Pada peringatan Hari Kemerdekaan itu, polisi, TNI dan organisasi masyarakat menggerebek Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Nomor 10, Pacar Keling, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Sejumlah ruas jalan di Manokwari, terutama Jalan Yos Sudarso, yang merupakan jalan utama kota Manokwari diblokade massa yang mengakibatkan aktivitas masyarakat maupun arus lalu lintas lumpuh.
Tidak hanya memblokade jalan saja, dalam aksi tersebut warga juga menebang pohon dan membakar ban di jalan raya. Gedung DPRD Papua Barat pun dibakar.