Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemerintah membidik lebih banyak negara menerapkan sistem pembayaran berbasis kode QR lintas negara.
Penggunaan QR Code lintas batas masih terbatas.
Konektivitas pembayaran lintas batas bisa kurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
NUSA DUA — Perluasan implementasi sistem pembayaran menggunakan kode QR lintas negara menjadi salah satu topik dalam pertemuan pertama menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN di Bali, 28-31 Maret 2023. Sebelumnya, nota kesepahaman konektivitas sistem pembayaran menggunakan kode QR di ASEAN baru diteken lima bank sentral. Implementasinya pun belum dilakukan penuh.
"Tahun ini akan kita perluas dengan negara ASEAN lainnya. Kami undang untuk ikut dalam konektivitas sistem pembayaran regional sehingga konektivitas sistem pembayaran bisa mendukung pemulihan ekonomi kawasan, inklusi finansial, dan global hub," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam seminar tingkat tinggi di Nusa Dua, Bali, kemarin, 28 Maret 2023.
Lima bank sentral yang telah menandatangani nota kesepahaman konektivitas sistem pembayaran tersebut, antara lain, adalah Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT).
Perry mengatakan beberapa hari lalu telah ada penandatanganan konektivitas Bank for International Settlements (BIS) Hub. Ia yakin konektivitas dari lima negara ASEAN itu akan menjadi contoh pembayaran lintas batas guna mendorong perekonomian, inklusi keuangan, serta mendukung regulatory and supervisory framework.
Selain sistem pembayaran berbasis kode QR, konektivitas sistem pembayaran akan didorong untuk fast payment, data, local currency transaction, serta real time gross settlement (RTGS).
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doddy Budi Waluyo, mengatakan kesepakatan global melalui BIS dan financial stability board (FSB) sudah menyepakati panduan untuk pembayaran lintas batas. "Intinya, lalu lintas pembayaran antarnegara harus murah, transparan, dan cepat," kata dia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan dalam pertemuan pertama menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN di Bali, 28-31 Maret 2023. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Penggunaan QR Code Lintas Negara Baru Bisa Dilakukan dengan Thailand
Selama ini, pembayaran lintas negara dianggap mahal, sangat selektif, dan tidak transparan. Karena itu, sistem pembayaran global dalam konteks digital akan memecahkan kendala-kendala yang ada saat ini. Saat ini, penggunaan kode QR Indonesia lintas negara baru bisa dilakukan dengan Thailand.
"Kita sudah gabungkan antara sistem pembayaran global, konektivitas, dan penggunaan mata uang lokal," ujar Doddy. "Sebentar lagi menyusul empat negara lain dan lima negara ASEAN lainnya seandainya mereka siap melakukan konektivitas QR dulu."
Doddy mengatakan, pada 2024, konektivitas sistem pembayaran akan dilanjutkan dengan implementasi fast payment system di tingkat regional. Selain konektivitas di tingkat regional, integrasi pembayaran akan dilakukan dengan kawasan dan negara lain, seperti India, Jepang, dan Arab Saudi.
Menurut Doddy, perluasan konektivitas sistem kode QR masih menunggu persetujuan dan kesiapan masing-masing negara. Hingga kini, ia mengatakan penerapan pembayaran menggunakan kode QR dengan Thailand memang masih menyebabkan devisa keluar lebih banyak dibanding yang masuk. Namun sistem ini akan memudahkan warga negara Indonesia di negara lain.
"Lebih pada kemudahannya. Devisa kita keluar, memang. Tanpa itu pun keluar. Tapi yang penting menjadi lebih praktis, murah, cepat, aman, dan transparan kepada konsumen," ujar Doddy. "Kita dalam waktu dekat (akan menerapkan) dengan India dan Korea."
Layanan pembayaran digital quick response layanan Code Indonesia Standar (QRIS) untuk pembayaran, di Cipondoh, Kota Tangerang, 28 Maret 2023. TEMPO/magang/Maulana Chaerusahid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Managing Director GoPay, Budi Gandasoebrata, mengatakan prospek kerja sama pembayaran lintas batas memiliki potensi yang sangat besar, khususnya di industri pariwisata. Hanya, tantangannya saat ini adalah koordinasi antarnegara.
"Tapi, dari sisi kebijakan standar yang akan digunakan, tampaknya sudah ada kesepakatan dari regulator kira-kira ke depannya untuk mendukung interkonektivitas dan interoperabilitas itu seperti apa," ujar Budi.
Tantangan lainnya adalah implementasi. Ia mengatakan perusahaan penyelenggara infrastruktur di masing-masing negara perlu melakukan interkonektivitas dengan standar dan pedoman yang sudah ditetapkan regulator sehingga masuk ke tahap implementasi.
Tahap berikutnya adalah implementasi ke pengguna. Misalnya, wisatawan Indonesia ke luar negeri atau wisatawan mancanegara yang bertandang ke Tanah Air. "Dari sisi pelaku, kita sudah siap. Kan, memang, hampir semua penyelenggara jasa pembayaran hari ini kita sudah melakukan implementasi QRIS," kata Budi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah, mengatakan penggunaan kode QR untuk sistem pembayaran dapat mempermudah masyarakat yang bertransaksi di luar negeri. Karena itu, ia sepakat penggunaan kode QR diperluas ke berbagai negara, tidak hanya di wilayah ASEAN.
Selain kemudahan pembayaran, implementasi kode QR lintas negara yang terintegrasi dengan skema local currency transaction dapat mengurangi ketergantungan terhadap dolar yang pada akhirnya bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. "Selain itu, tentunya adalah efisien dan lebih aman. Masyarakat tidak perlu bawa dolar secara tunai," kata Piter.
Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan persoalan dari implementasi kode QR lintas batas adalah partisipan yang masih relatif sedikit. Di samping itu, penggunaan kode QR lintas negara, khususnya QRIS, baru dimanfaatkan warga negara Indonesia yang melancong ke luar negeri.
Idealnya, sistem ini bisa diadopsi dan dimanfaatkan lebih banyak oleh warga dari negara-negara yang berpartisipasi dalam sistem ini. "Hanya, saya kira tentu di masing-masing negara punya kepentingan tertentu untuk juga mengembangkan sistem pembayaran mereka," kata dia.
Karena itu, Yusuf mengatakan pada tahap awal penggunaan kode QR untuk turis WNI di berbagai negara menjadi kondisi awal yang harus dikejar lebih dulu. "Artinya diharapkan penggunaan sistem ini lebih banyak negara menjadi target dalam jangka pendek dan menengah."
CAESAR AKBAR
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo