Mengenal Qingdao, Kota Pelabuhan Penting Tempat Cina Menjamu Indonesia di PPD 2026 Malam Nanti

TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Indonesia dijamu Cina, tim besar yang tengah terpuruk sebagai juru kunci Grup C dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga Zona Asia malam nanti, Selasa, 15 Oktober 2024, di Stadion Qingdao Youth Football.

Pelatih Timnas Cina, Branko Ivankovic, menegaskan bahwa timnya bertekad meraih poin penuh saat menjamu Indonesia.

Cina mengawali kualifikasi dengan kekalahan telak 7-0 oleh Jepang, sebelum kemudian dikalahkan 2-1 oleh Arab Saudi. Cina juga kehilangan keunggulan 1-0 dan menderita kekalahan 3-1 di Australia Kamis lalu. Rentetan kekalahan ini membuat Cina berada di dasar klasemen Grup C dengan nol poin dan selisih gol minus 10.

Sementara Indonesia di posisi kelima dengan 3 poin hasil seri melawan Saudi, Australia dan Bahrain.

Pertandingan malam nanti jam 19.00 WIB, yang disiarkan langsung RCTI, akan digelar di Qingdao, sebuah kota pelabuhan di Laut Kuning menghadap Samudera Pasifik dan bertetangga dengan Republik Korea serta Jepang.

Qingdao, yang masuk provinsi Shandong, didirikan pada tahun 1891 untuk mendukung benteng pertahanan pesisir. Sempat dikelola Jerman, kota pelabuhan ini kemudian di bawah penguasaan Jepang setelah Perang Dunia I.

Pasca perang, Qingdao berkembang menjadi kota pelabuhan penting yang menghubungkan Cina dengan Jepang, Korea dan Barat.

Di era industri baru Cina, Qingdao merupakan pelabuhan laut dan pangkalan angkatan laut utama, serta pusat komersial dan keuangan. Kota ini merupakan pusat perusahaan multinasional elektronik seperti Haier dan Hisense.

Jembatan Teluk Jiaozhou menghubungkan wilayah perkotaan utama Qingdao dengan distrik Huangdao, membentang di wilayah laut Teluk Jiaozhou. Arsitektur bergaya Jerman yang bersejarah dan Pabrik Bir Tsingtao, pabrik bir terbesar kedua di Tiongkok merupakan peninggalan pendudukan Jerman (1898–1914).

Menurut laman China University of Petroleum Qingdao merupakan salah satu kota pesisir pertama di Tiongkok yang membuka diri terhadap dunia luar. Kota ini telah menjalin hubungan dagang dengan lebih dari 216 negara dan kawasan di seluruh dunia, hubungan kota kembar (dengan 25 kota) atau hubungan kerja sama yang bersahabat (dengan 48 kota) dengan 73 kota di luar negeri, dan kemitraan ekonomi internasional dengan 98 kota (provinsi/negara bagian) atau organisasi bisnis di seluruh dunia.

Terdapat konsulat jenderal Jepang, Republik Korea, dan Thailand di kota ini. Lebih dari 2.100 organisasi dan perusahaan pemerintah asing memiliki kantor perwakilan di sini, dan 156 perusahaan Fortune 500 telah berinvestasi dalam 294 proyek di sini.

Qingdao adalah kota yang terkenal akan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan. Kota ini merupakan rumah bagi seperlima lembaga penelitian kelautan di Tiongkok, sepertiga dari platform R&D kelautan tingkat tinggi di negara ini.

Kota ini membanggakan diri sebagai satu-satunya pusat transfer teknologi kelautan di Cina dengan 18 akademisi Tiongkok penuh waktu di bidang ilmu kelautan.

Qingdao memiliki platform inovasi nasional seperti Laboratorium Nasional Percontohan untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan, Pusat Ilmu Pengetahuan Mega Kelautan, CAS, dan Pusat Laut Dalam Nasional Tiongkok.

Industri kelautan menyumbang lebih dari seperempat PDB Qingdao pada tahun 2018. Kota ini berencana untuk memanfaatkan sepenuhnya keunggulannya dalam industri kelautan dengan mempromosikan pembangunan berkualitas tinggi dan mengeksplorasi kekuatan pendorong baru.

Pilihan Editor Belum Sebulan Diresmikan Presiden Jokowi, Unit Asam Sulfat Smelter Freeport Terbakar