Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BEDUK magrib tanda buka puasa hampir tiba, tapi Listyorini tak beranjak dari depan laptop. Dari kantornya di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, karyawan perusahaan penerbitan itu sibuk berbelanja online. "Enggak sempat ke mal, belanja baju Lebaran via online saja," katanya Senin pekan lalu.
Listyorini cekatan sekali memilih barang di antara ribuan dagangan yang dijajakan di dunia maya. Baju, sepatu, alat pengeriting rambut, hingga pemanggang roti sudah dibelinya lewat Internet. Dia lebih memilih mengklik toko-toko online ternama ketimbang "lapak liar" yang berseÂrakan di media sosial. "Perusahaan yang punya nama akan menjaga reputasi, tidak menipu."
Johana, karyawati sebuah kantor biro hukum di Slipi, Jakarta Barat, juga lebih nyaman karena gerai online ngetop menerima penukaran bila ukuran barang yang dipesan tak cocok. Bermacam butik online memanjakan konsumen karena satu Âlaman bisa menampilkan ribuan koleksi. Cuma bermodal sambungan Internet, transaksi bisa dilakukan tanpa beranjak dari tempat duduk.
Kini pilihan butik online semakin beragam. Di segmen butik khusus busana muslim dalam negeri, ada Hijup.com. Didirikan pada 2010 dengan hanya 14 tenant, kini Hijup telah menampung 104 tenant. Pelanggannya tersebar. Melalui jasa penghantar paket, mereka sudah mengirim pesanan ke hampir semua negara di ASEAN, Cina, Inggris, hingga Negeri Abang Sam. Omzet bulanan mencapai Rp 2 miliar.
Ajeng, pemilik Hijup.com, optimistis potensi bisnis online busana muslim Indonesia akan terus berkembang. "Indonesia punya populasi muslim terbesar dan kelas menengahnya juga terus tumbuh," katanya.
Untuk memindahkan dagangan ke dunia maya, Hijup menggunakan jasa fotografer dan model profesional. Mereka memotret di salah satu sudut kantor yang disulap menjadi studio. Foto-foto busana dilengkapi dengan rincian ukuran dan harga, lantas diunggah ke lapak digital.
Manisnya bisnis ini menarik pelaku lain untuk memberi tempat khusus bagi busana muslim. Butik online Berrybenka.com, misalnya, pada 5 Juni lalu resmi membuka "cabang" baru yang khusus menawarkan busana muslim dengan nama Hijabenka.com. "Karena sejak 2012, terutama menjelang Ramadan, banyak sekali permintaan busana muslim dari para pelanggan,"Â kata Irina Marwan, Assistant Head of Marketing at Berrybenka.com melalui surat elektronik, 14 Juli lalu.
Sebulan setelah peluncuran, Hijabenka mengungkapkan telah memberi kontribusi 15 persen dari total transaksi saudara tuanya, Berrybenka. Dengan lebih dari 100 brand lokal yang mendukung mereka, pada akhir tahun ini Irina menargetkan angka itu akan tumbuh jadi 30 persen.
Pemain lain, Zalora Indonesia, punya strategi berbeda. Tanpa membuka lapak baru, mereka meluncurkan koleksi khusus Ramadan pada 25 Juni lalu dengan menggandeng tiga desainer busana muslim ternama, yakni Dian Pelangi, Ria Miranda, dan Jenahara.Â
Magnus Grimeland, Managing Director Zalora Indonesia, menyebutkan pertumbuhan bisnis busana muslim di sini bahkan lebih tinggi dibanding Timur Tengah. "Indonesia paling pesat. Pertumbuhan bisa 50 persen per tahun, terutama untuk transaksi via online," katanya.
Kue besar bisnis hijab online juga dinikmati pendatang baru. Nalia Rifika, pemilik brand House of Nabilia, misalnya, yang menggunakan akun Instagram dan Twitter untuk berjualan. Tanpa studio canggih dan fotografer profesional, Nalia rutin mengunggah foto diri dengan busana karyanya di jejaring sosial dengan tagar #ootd alias outfit of the day.
Tiga tahun lalu, Nalia memulai usahanya dengan modal Rp 10-15 juta. Kini omzetnya mencapai Rp 80-100 juta per bulan. Bermula dari bisnis keluarga yang dikerjakannya bersama sang adik, Nabila Latifa, kini Nalia telah merekrut delapan pegawai. "Yang dua itu khusus mengurus media sosial dan pembelian online," katanya.
Pingit Aria
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo