Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal terhadap sekitar 3.000 karyawannya. Apa sebabnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Morgan Stanley diketahui memiliki lebih dari 82.000 karyawan pada akhir Maret 2023 lalu. PHK ini akan memengaruhi hampir 4 persen stafnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber Reuters pada Senin, 1 Mei 2023, menyebutkan PHK itu akan dilakukan pada kuartal kedua tahun ini. Jika benar terjadi, PHK itu akan menjadi yang kedua dalam enam bulan belakangan ini.
"Kesepakatan yang lambat dan lingkungan ekonomi yang sulit mendorong bank investasi untuk melihat jumlah karyawannya," kata sumber tersebut.
Langkah ini mengikuti kuartal lain di mana biaya dari unit perbankan investasi turun sehingga total pendapatan turun hampir 2 persen menjadi US$ 14,5 miliar atau sekitar Rp 213,15 triliun.
Mengenai rencana PHK massal ini, Morgan Stanley belum berkomentar secara resmi. Namun pada bulan lalu, Kepala Keuangan Morgan Stanley, Sharon Yeshaya, mengatakan pengelolaan biaya menjadi prioritas karena ketidakpastian pasar meluas dan inflasi meningkat.
Hal serupa juga dialami bank investasi Wall Street. Wall Street mengalami penurunan dalam kesepakatan karena investor lebih berhati-hati menyikapi pasar yang bergejolak dan suku bunga yang naik dengan cepat.
Selain itu, penawaran umum perdana juga terhenti karena startup menunda debut pasar sampai sentimen investor membaik.
Berdasarkan data Dealogic, volume M&A hampir setengahnya pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya.
"Bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja sederhana di seluruh dunia, tanpa memberikan angka pasti," kata Kepala Eksekutif Morgan Stanley, James Gorman, pada Desember lalu.
REUTERS | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Pasar Periklanan Melemah, Vice Media Terancam Bangkrut?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini