Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sejumlah produk tambang masih bisa bersinar di tengah tren transisi energi. Permintaan khususnya terhadap batu bara, timah, hingga emas diramal tetap tinggi pada 2024 sampai beberapa tahun kemudian.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia Hendra Sinadia mencatat grafik produksi batu bara dalam 10 tahun terakhir tak pernah landai.
Senior Vice President Strategic Management, Research, and Business Development PT Timah Tbk Daswir Syarif, mengatakan permintaan timah ditopang oleh industri elektronik.
JAKARTA — Sejumlah produk tambang masih bisa bersinar di tengah tren transisi energi. Permintaan terhadap batu bara, timah, dan emas, khususnya, diramal tetap tinggi pada 2024 hingga beberapa tahun kemudian.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia Hendra Sinadia mencatat grafik produksi batu bara dalam 10 tahun terakhir tak pernah landai. Bahkan jumlah permintaan terus bertambah. Tren ini masih akan berlanjut, paling tidak dalam lima tahun ke depan, meski upaya peralihan ke energi yang lebih bersih tengah digalakkan beragam negara. Butuh waktu untuk bisa merasakan dampak transisi tersebut.
Tantangannya justru terletak pada pembiayaan. Hendra mengatakan tren transisi energi membuat lembaga keuangan menahan diri membiayai ekspansi perusahaan batu bara. "Dalam 10 tahun terakhir, pendanaan ke sektor batu bara menurun," kata Hendra kepada Tempo, Selasa, 19 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengusaha akhirnya semakin sulit mencari dana. Sedangkan ongkos produksi terus naik. Artinya, cuan makin tipis.
Hendra mengatakan biaya produksi ini, salah satunya, digunakan untuk bahan bakar minyak yang berkontribusi 25-35 persen terhadap total biaya operasi. Ongkos untuk menambang di lapangan yang tua pun semakin besar lantaran butuh alat tambahan. Belum lagi biaya lain seperti upah pekerja hingga dampak depresiasi nilai tukar rupiah. Yang juga menambah beban, menurut Hendra, adalah biaya dari regulasi seperti royalti, yang naik dua kali lipat, hingga setoran dana hasil ekspor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aktivitas bongkar muat batubara di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk juga memperkirakan permintaan terhadap batu bara belum anjlok dalam waktu dekat. Setidaknya hingga 2026 perusahaan masih merancang kenaikan kapasitas produksi batu bara.
Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail, menuturkan perusahaan memproduksi 37 juta ton batu bara pada 2022 dan bisa meningkatkan volumenya hingga 41 juta metrik ton pada tahun ini. "Nanti pada akhir 2024 akan ada penambahan produksi 20 juta ton," ujarnya pada 15 Juni lalu. Dua tahun berikutnya perusahaan menargetkan penambahan kapasitas 20 juta ton lagi.
Untuk jangka panjang, Bukit Asam memperkirakan ada penurunan permintaan, terutama jika skenario netral karbon PT PLN (Persero) konsisten diimplementasikan. Dengan skenario tersebut, volume pemanfaatan batu bara di domestik terlihat mulai turun setelah 2030. Pembangkit listrik bertenaga uap batu bara memiliki porsi 46 persen pada 2030 dan bakal turun menjadi hanya 3 persen pada 2050.
Di pasar global, permintaan terutama turun dari negara-negara maju. "Tapi untuk negara berkembang, seperti di Asia Selatan dan Asia Tenggara, permintaan batu bara jangka panjang masih relatif ada," tutur Senior Vice President Project Management Office Bukit Asam, Setiadi Wicaksono.
Dari sisi suplai, Setiadi juga memperkirakan ada penurunan. "Saat ini investor relatif mengerem untuk investasi pengembangan sehingga yang ada di pasar relatif terbatas dan menimbulkan kecenderungan naik harga batu bara ke depan."
Bongkar muat timah di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. Dok Tempo/Dasril Roszandi
Permintaan Timah Ditopang Industri Elektronik
Timah termasuk produk tambang yang juga belum redup di tengah ingar-bingar transisi energi. Menurut Senior Vice President Strategic Management, Research, and Business Development PT Timah Tbk Daswir Syarif, permintaan timah ditopang oleh industri elektronik. Mayoritas permintaan berasal dari pasar global. "PT Timah itu 95 persen ekspor," ujarnya. Porsi pasar domestik masih rendah lantaran industri penyerap produk turunan bijih timah masih minim.
Perusahaan mengajukan produksi sebesar 30-40 ribu ton dalam rencana kerja dan anggaran biaya yang disetor ke pemerintah. Targetnya naik dibanding tahun ini yang mencapai 26 ribu ton lantaran perusahaan memiliki lokasi eksploitasi baru. Langkah lainnya adalah menertibkan penambangan ilegal di wilayah kerja perusahaan.
Selain itu, perusahaan memperbarui alat produksi untuk menjangkau cadangan pada kedalaman di atas 60 meter. "Yang kedalaman itu memang masih belum tergarap semuanya," kata Daswir.
Target produksi PT Freeport Indonesia yang masih tinggi juga menunjukkan bahwa permintaan terhadap emas dan tembaga naik. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Toni Wenas mengatakan target produksi pada tahun depan adalah 1,9 juta ons emas dan 1,7 miliar pon tembaga. Hingga akhir November lalu, produksi tembaga Freeport mencapai 1,6 miliar pon. Sementara itu realisasi produksi emas mencapai 1,9 juta ons emas dari target 1,8 juta ons.
The International Copper Study Group (ICSG) memperkirakan produksi tembaga dunia meningkat 3,7 persen pada 2024. Kapasitasnya naik dari kenaikan produksi tambang tahun ini yang diprediksi melonjak 1,9 persen. Namun permintaan untuk tembaga global pada tahun depan hanya akan merangkak sekitar 2,7 persen sehingga pasar tembaga olahan berpotensi mengalami surplus sebesar 467 ribu ton.
Merujuk pada data Statista, produksi emas dunia juga masih akan naik. Sejak 2018, tren produksi yang hanya 84 juta ons terus naik ke sekitar 116 juta ons pada 2021. Tren kenaikannya, menurut riset lembaga ini, bakal mencapai lebih dari 124 juta ons pada 2024.
VINDRY FLORENTIN | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo