Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pabrik PT Pupuk Indonesia di Fakfak senilai Rp 15 Triliun akan Dibangun pada 2026

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyebut pembangunan pabrik itu baru dimulai pada tahun 2026.

25 Maret 2025 | 11.58 WIB

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR, Jakarta Pusat, 24 Maret 2025. Tempo/Dian Rahma
Perbesar
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR, Jakarta Pusat, 24 Maret 2025. Tempo/Dian Rahma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengungkap rencana pembangunan pabrik baru di Fakfak, Papua Barat. Menurut Rahmad pembangunan pabrik itu baru dimulai pada tahun 2026. "Insyallah tahun depan kami akan mulai konstruksi fisiknya," kata Rahmad saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR, Jakarta Pusat, pada Senin, 24 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peletakan batu pertama Kawasan Industri Pupuk Fakfak sendiri telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat, 24 November 2023. Setelah hampir dua tahun berlalu, PT Pupuk Indonesia baru melanjutkan proses pembangunan pabrik yang ditaksir memiliki kapasitas produksi hingga 1,15 juta ton pupuk urea dan 825.000 ton amonia setiap tahunnya.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Soal lambannya progres pembangunan pabrik di Fakfak, Rahmad Pribadi beralasan itu disebabkan oleh proses yang panjang. "Proses teknisnya panjang sekali, menentukan lokasi saja prosesnya cukup panjang," kata Rahmad. Ia berujar, tahun ini perusahaannya masih berkutat dengan urusan perizinan pendirian bangunan. 

PT Pupuk Indonesia mengestimasi anggaran untuk membangun pabrik pupuk di Fakfak sekitar 15 triliun. Anggaran itu merupakan bagian dari investasi sebesar Rp 116 triliun yang digelontorkan oleh PT Pupuk Indonesia untuk merevitalisasi pabrik pupuk yang sudah berdiri sejak dulu kala. Adapun tujuan dari pembangunan pabrik baru dan revitalisasi pabrik lama ialah meningkatkan kapasitas produksi pupuk.

Menurut Rahmad, penambahan kapasitas produksi itu sangat penting mengingat dalam lima tahun ke depan Presiden Prabowo berambisi pada program swasembada pangan. Pupuk, kata dia, adalah salah satu instrumen yang tidak terpisahkan dari upaya meningkatkan hasil pangan.

Pupuk memiliki kontribusi sebesar 62 persen terhadap produktivitas pertanian. “Oleh karena itu, pencapaian swasembada pangan akan sangat sulit tercapai tanpa ketersediaan pupuk yang cukup,” tuturnya. 

Rahmad menuturkan, pertama kali Indonesia mencapai kemandirian pangan khususnya beras terjadi pada 1984. Pencapaian itu, klaim di, tidak terlepas dari adanya pembangunan industri pupuk PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) pada 1959 hingga PT Pabrik Iskandar Muda (PIM) pada 1982. “Indonesia merupakan salah satu contoh nyata sebuah negara yang pernah mencapai swasembada pangan karena fokus mengembangkan industri pupuknya,” kata dia menyimpulkan.

Sejak saat itu, Rahmad berujar, sampai sekarang belum pernah ada pembangunan kawasan baru lagi. Padahal, kebutuhan masyarakat pada beras akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk Indonesia. Rahmad memprediksi penduduk di Indonesia akan mencapai 324 juta jiwa di 2045, sehingga kebutuhan beras nasional akan naik menjadi 37 ton setiap tahunnya. "Jadi super signifikan, ya," ujarnya. 

Dede Leni Mardianti dan Daniel Fajri berkontribusi pada penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus