Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP, Mufti Aimah Nurul Anam, menyoroti kinerja Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan setelah dua bulan dilantik oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Pertama, Mufti mempersoalkan harga telur yang naik dan respons Zulkifli atas masalah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pak Menteri bilang di media bahwa ini enggak usah diramaikan. Kami harap ini jadi pelajaran berharga dari Menteri Perdagangan sebelumnya, bagaimana beliau meremehkan situasi yang ada saat itu dan harga minyak goreng naik signifikan," ujar Mufti dalam rapat kerja di kompleks Parlemen Senayan, seperti ditayangkan melalui YouTube DPR, Rabu, 24 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun harga telur ayam ras naik tajam dalam beberapa waktu ke belakang. Di pasar-pasar tradisional, harga telur menembus lebih dari Rp 30 ribu, bahkan sampai Rp 33 ribu per kilogram.
Mufti mengatakan tingginya harga telur akan menjadi persoalan anyar yang dihadapi masyarakat di tengah melonjaknya harga pangan dan harga minyak dunia. Kenaikan harga yang berlangsung secara bersamaan ini dikhawatirkan dapat menggerus daya beli.
Dia berharap Zulkifli segera menuntaskan persoalan harga telur agar tidak memberikan efek domino ke harga kebutuhan lainnya. "Karena kalau (harga telur) naik, pedagang martabak, tahu tek-tek tak mampu lagi. Apalagi minyak goreng sudah naik. Tapi di sisi lain kalau turun nanti yang menjerit peternak," katanya.
Selain menyoroti masalah harga telur, Mufti menyinggung janji-janji Zulkifli selepas didapuk sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi. Pertama, ia menyinggung masalah keterlibatan kader Partai Amanat Nasional (PAN) di proyek-proyek Kementerian Perdagangan.
Mufti mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo alias Jokowi sudah mewanti-wanti para pembantunya di kabinet untuk tidak berpolitik atau berkampanye dengan program pemerintah. Salah satunya program minyak goreng.
Pada Juli lalu dan dalam beberapa kali kesempatan, Zulkfli mengkampanyekan anaknya, Futri Zulya Savitri, saat membagikan minyak goreng kemasan murah bermerek MinyaKita. Zulkifli kala itu mengklaim minyak goreng tersebut tidak dibeli secara gratis dan seruannya saat berkampanye dilakukan di luar agendanya sebagai menteri. "Tapi ini menjadi sorotan masyarakat," kata Mufti.
Selanjutnya, Mufti menagih janji Zulkifli untuk mengendilkan minyak goreng dalam dua pekan. Menurut dia, penurunan harga minyak goreng yang terjadi saat ini belum sebanding dengan melorotnya harga crude palm oil (CPO) dunia.
"Memang turun Pak Menteri beruntung karena CPO turun saat Bapak menjadi menteri. Tapi kalau dilihat penurunan CPO dari Rp 1.800 ke harga 900 turun 50 persen, sementar minyak goreng hanya turun 10-15 persen," ucapnya.
Kemudian, Mufti juga menyorot janji Zulkifli menyelesaikan pelbagai masalah di sektor perdagangan, tak terkecuali robot trading. Ia menyebut Kementerian Perdagangan mesti segera menuntaskan masalah investasi ilegal tersebut karena ratusan triliun duit masyarakat beredar di situ.
Baca juga: Kuasa Hukum Sebut Motif Lin Che Wei Hanya Bantu Mendag yang Kesusahan Akibat Minyak Goreng Langka
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.