Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Pembangunan rumah relokasi warga terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City di Kampung Tanjung Banon terancam akibat kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto. Sekitar 500 rumah relokasi belum bisa dibangun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman mengungkapkan hal itu saat kunjungan kerja ke Kota Batam, Selasa, 18 Maret 2025. "Untuk perumahan (rumah relokasi) PU kena efisiensi, sehingga ada sekitar 400 sampai 500 unit rumah yang belum terbangun," kata Iftitah kepada awak media usai menggelar acara rapat koordinasi dan penyerahan sertifikat warga Rempang menerima relokasi PSN Rempang Eco City.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun terdampak efisiensi, kata Iftitah, Kementerian Transmigrasi akan berupaya untuk mengatasi masalah tersebut. "Nah, di situ Kementerian Transmigrasi masuk," katanya. Sebelumnya, Kementrans juga sudah mengatasi masalah sertifikat hak milik warga yang sudah pindah rumah relokasi, yang sebelumnya dikeluhkan.
Iftitah mengaku sudah mempersiapkan anggaran Rp 70 miliar untuk membantu pembangunan rumah yang terdampak akibat efisiensi tersebut. "Bahkan untuk membangun perumahan relokasi itu kami akan berikan Rp 70 miliar membantu pembangunan perumahan itu," katanya.
Saat ditanya terkait sumber anggaran, baik pembangunan rumah tersebut atau anggaran menjalankan skema transmigrasi lokal di Pulau Rempang, Iftitah mengatakan anggaran tersebut berasal dari Anggaran Belanja Tambahan (ABT) kementerian. Namun, sampai saat ini ia belum bisa memastikan jumlah pasti anggaran tersebut.
"Saya juga sedang izin Kemenko apakah akan kolaborasi dengan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan). Jadi nanti soal dana itu sumber kantong pemerintah. Kalau misalnya KKP sudah menggelontorkan, kami tahan dulu, kalau belum kita keluarkan," kata Iftitah.
Pada kesempatan yang sama, Ketua TIM Terpadu Rempang Eco City Sudirman Saad tidak mau menjawab perihal penundaan pembangunan tersebut. Sudirman mengatakan, dia sudah tidak lagi mengurusi permasalahan Rempang Eco City. "Saya sekarang tidak bisa bicara lagi. Saya sudah bukan deputi itu lagi, saya tidak boleh ngomong lagi, saya sudah pindah kamar," kata Sudirman Saad kepada Tempo.
Sebelumnya, selain menjadi Ketua Tim Terpadu Rempang Eco City, Sudirman juga menjabat sebagai Deputi Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam. Sejak 13 Maret 2025 lalu, Sudirman menjadi Deputi Bidang Kebijakan Strategis dan Perizinan.
Sementara itu, dari pantauan Tempo, Senin, 10 Maret 2025 lalu, kondisi pembangunan rumah relokasi di Kampung Tanjung Banon Pulau Rempang masih berlangsung. Beberapa tukang masih bekerja, termasuk pembangunan jalan, pematangan lahan, dan pembangunan unit rumah.
Setidaknya sudah terdapat 350 rumah yang sedang dalam proses pembangunan. Direktur PT Lestari Nauli Jaya (LNJ) Cabang Batam Bondan Budiman mengatakan, rumah yang sudah selesai dan bisa dihuni sebanyak 100 lebih.
Jika dilihat dari peta pembangunan, tahap kedua akan berlangsung untuk 150 rumah, yang bersebelahan dengan tahap pertama sebanyak 350 rumah. Namun, belum tampak pengerjaan di kawasan tersebut. Kawasan ini ditargetkan akan dibangun rumah relokasi dengan tipe 45 sebanyak 900 unit rumah.