Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pemerintah Dorong Produksi Garam NTT Penuhi 50 Persen Kebutuhan Dalam Negeri

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menjadikan Nusa Tenggara Timur sentral industri garam untuk memenuhi 50 persen kebutuhan industri.

20 Desember 2024 | 22.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menjadikan Nusa Tenggara Timur atau NTT sebagai proyek percontohan untuk penuhi kebutuhan garam industri. Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Victor Gustaaf Manoppo berujar upaya ini untuk menyetop impor garam pada 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tetapi ke depan kami akan berupaya pada 2027 harus swasembada pangan khususnya misalnya garam," ujar Gustaaf saat konferensi pers Capaian Akhir tahun KKP di Gedung Mina Bahari IV pada Jumat, 20 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia berharap percobaan di wilayah NTT ini mampu memenuhi kebutuhan garam industri hingga 50 persen. Menurutnya, hal ini sebagai target pemerintah dalam mengurangi angka impor garam yang masih tinggi dengan mewujudkan swasembada garam.

"Sehingga target tidak akan ada lagi impor garam khusus untuk industri di tahun 2027 mudah-mudahan kami bisa melaksanakan," kata dia.

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Hendra Yusran Siry, telah mewanti-wanti terjadinya kebocoran garam industri ke pasar konsumsi. Menurutnya, hal ini ketika keran impor garam konsumsi sudah ditutup pemerintah.

"Jadi yang kita tidak inginkan adalah garam industri, yang saat ini masih memerlukan impor, malah rembes ke pasar sebagai garam konsumsi. Itu kita tidak inginkan," katanya dalam Konferensi Pers Capaian Akhir Tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2024 Edisi 2 di kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 17 Desember 2024.

Meskipun demikian, KKP optimistis swasembada garam konsumsi bisa dipenuhi dengan panen raya yang dilakukan di beberapa lokasi. Ia menyebut, dua di antaranya adalah pembangunan sentra industri garam di NTT dan Kulon Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ia menjelaskan, industri garam yang akan dibangun di NTT memiliki kelebihan dari sisi geografis berupa adanya kesamaan garis pantai dengan garis pantai Darwin di Australia, yang dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil garam dengan kualitas tinggi.

"Kami berharap daerah sekitar NTT yang memiliki garis pantai serupa dengan Darwin, itu bisa kita lakukan produksi garam lebih tinggi," kata Hendra.

Hanin Marwah berkontribusi dalam pembuatan artikel ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus