Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Sejumlah badan usaha milik negara bersinergi untuk memulihkan operasi PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) yang tengah kolaps. Sebagai langkah awal, kerja sama penerbangan kargo atau angkutan barang menjadi opsi penyelamatan Merpati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merpati akan bekerja sama dengan Grup Garuda Indonesia untuk menggarap bisnis angkutan barang di Papua. Maskapai perintis itu bakal memanfaatkan lima armada kargo Grup Garuda Indonesia, masing-masing berkapasitas 12,5 ton. Jumlahnya akan ditambah menjadi delapan unit pada tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Garuda Indonesia, Mohammad Iqbal, mengatakan Merpati akan memakai pesawat milik Citilink mulai November mendatang. "Merpati menjadi semacam agen kargo kami di rute Jayapura-Wamena dan Timika-Wamena," kata dia di gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara, kemarin.
Kerja sama Garuda-Merpati mencakup pengelolaan kargo, jasa penunjang operasi pesawat di bandara (ground handling), perawatan, serta beberapa sektor lain. Kerja sama ini melibatkan dua anak usaha Merpati, yaitu PT Merpati Training Center dan PT Merpati Maintenance Facility International. Selain Garuda, ada sembilan BUMN lain yang mendukung perbaikan bisnis Merpati.
Iqbal menuturkan, Garuda membantu penyediaan pesawat karena Merpati masih mengupayakan restrukturisasi utang dan belum mengantongi izin operator penerbangan (air operator certificate/AOC). Dia menambahkan, kolaborasi bisa saja berkembang ke rute lainnya, seperti Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Bintuni di Papua, termasuk untuk pengiriman barang ekspor. "Merpati akan memperoleh pendapatan. Setelah ada dana, bisa memakai pesawat sendiri," kata Iqbal.
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, mengatakan perseroan akan memperoleh pendapatan jasa management fee dan biaya lain yang wajib dibayar Merpati. Tapi, kata dia, pendapatan itu bukan untuk mencari laba. "Yang penting kami tolong Merpati. Kerja sama selama 38 tahun, tapi kami evaluasi setiap lima tahun."
Direktur Utama Merpati Airlines, Asep Ekanugraha, mengatakan belum memulai penerbangan komersial pada tahun ini. Menurut dia, kondisi perusahaannya berangsur-angsur membaik. Asep mencontohkan utang yang berkurang dari Rp 10 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp 6 triliun. "Putusan pengadilan soal penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) berhasil menghapus bunga Rp 4,4 triliun," ujarnya.
Merpati bersiap terbang kembali setelah menjalin kerja sama dengan PT Intra Asia Corpora (IAC) pada Agustus 2018. IAC akan menyuntikkan modal Rp 6,4 triliun secara bertahap, tapi Merpati masih harus mengurus kembali izin terbang yang sempat dicabut.
Status Merpati Airlines pun mengarah pada penswastaan lantaran IAC menginginkan kepemilikan saham mayoritas. Merujuk pada proposal perdamaian di Pengadilan Niaga Surabaya, sebagian besar utang tersebut akan dikonversikan menjadi penyertaan modal atau saham sementara.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro, menilai bisnis kargo di Indonesia timur cukup menjanjikan. Kolaborasi Garuda dengan Merpati dapat dimanfaatkan BUMN lain yang berekspansi ke kawasan tersebut. "Saya tak ingin berspekulasi. Tapi kita mulai dari kargo dulu." MUHAMMAD HENDARTYO | YOHANES PASKALIS PAE DALE
Penerbangan Kargo Bantu Pulihkan Merpati
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo