Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menugaskan Perum Bulog melakukan impor daging sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pada tahun 2020. "Kami sudah lihat dengan Bulog," kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto ditemui usai hadir dalam rapat koordinasi pangan di Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019.
Daging impor tersebut, kata dia, rencananya akan didatangkan dari Brasil. Namun detail rencana penugasan itu belum dijelaskan Agus karena rapat koordinasi pangan masih belum final dan akan dilanjutkan satu hingga dua minggu mendatang.
Agus menjelaskan, masih akan ada pembahasan berikutnya berkaitan impor daging kerbau atau sapi. "Termasuk beras cadangan pemerintah, jadi nanti akan ada tahapan lanjutan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menambahkan pemerintah berencana mengimpor daging kerbau sekitar 60 ribu ton. Impor daging sapi dan kerbau itu diperuntukkan memenuhi kebutuhan industri sekitar 129 ribu ton pada 2020.
Total rencana impor daging kerbau sebanyak 60 ribu ton akan ditugaskan untuk Bulog, sama halnya seperti tahun lalu dari rencana 100 ribu ton, tapi terealisasi 80 ribu ton. "Sementara ini iya (penugasan Bulog). Tahun lalu juga begitu kan," kata Agung.
Agung mengungkapkan rencana impor tahun 2020 itu sudah diputuskan dalam rapat koordinasi (rakor) terkait pangan di Kemenko Perekonomian. Dengan impor tersebut, Agung mengharapkan dapat memenuhi kebutuhan daging dalam negeri yang pada 2020 diperkirakan mencapai 600 ribu ton.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan terkait impor daging, masih belum ada keputusan final. Meski begitu ia menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian jika ditugaskan untuk impor daging.
"Terserah dari Menko Perekonomian karena Bulog itu sifatnya penugasan, kami tidak minta. Kalau penugasan diperlukan, kami laksanakan, kalau ada keputusan, kalau tidak, juga tidak apa," kata Budi Waseso.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini