Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PLN: 1.364 Rumah Tangga di Bali Belum Tersambung Listrik

Salah satu masalah yang sering dikeluhkan masyarakat adalah mahalnya biaya untuk menjadi pelanggan PLN.

24 Desember 2019 | 20.33 WIB

TEMPO/ Nickmatulhuda
Perbesar
TEMPO/ Nickmatulhuda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Denpasar - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Unit Induk Distribusi Bali hingga bulan November 2019 mencatat ada sedikitnya 1.364 rumah tangga kurang mampu belum punya aliran listrik langsung dari perusahaan setrum negara itu. 

Oleh karena itu, General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa menyatakan, pihaknya akan mencarikan jalan keluar bagi masyarakat dengan kondisi tersebut. "Sehingga ke depan bisa mendapatkan sambungan daya listrik langsung dari PLN," tuturnya, Selasa, 24 Desember 2019. "Mereka sebagian besar masih mendapatkan saluran listrik dari tetangga atau nyantol di rumah tangga terdekat."

PLN berharap nantinya langkah-langkah sosialisasi yang dilakukan terhadap warga kurang mampu tersebut bisa mengajak kepada masyarakat lain peduli dengan ikut bersama-sama membantu agar bisa memiliki sambungan tersendiri. Sehingga mereka pun jika punya sambungan listrik sendiri akan jauh lebih murah pembayaran per bulannya.

"Ini yang kita harapkan bagaimana caranya kita bersama-sama membantu saudara yang kurang mampu ini untuk bisa menikmati listrik sendiri," ucap Nyoman Astawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dengan begitu, pembayaran listrik bulanan bisa lebih murah bila bersama-sama. "Kalau selama ini mereka membayar bulanan misalnya membayar Rp 20 ribu. itu pasti jauh lebih murah kalau mereka jadi pelanggan sendiri," ujarnya Nyoman Astawa didampingi Manager Komunikasi PLN Bali I Made Arya.

Saat ini PLN mengumpulkan dana secara swadaya melalui jajaran pegawainya. Namun dengan banyaknya masyarakat yang belum memiliki sambungan sendiri, ia berharap pemerintah agar ikut memikirkan hal tersebut.

"Saat ini rumah tangga yang masih menyalurkan listrik dari tetangganya paling banyak terdapat di Kabupaten Karangasem, Bangli dan disusul Kabupaten Buleleng. Untuk di Karangasem saja ada 5.349 rumah tangga," kata Nyoman Astawa.

Nyoman Astawa mengatakan salah satu masalah yang sering dikeluhkan masyarakat adalah mahalnya biaya untuk menjadi pelanggan PLN. "Biayanya sekitar Rp 632.500 termasuk instalasi. Saya sangat mengharapkan partisipasi Pemda. Dan Pemda bisa mengetuk donatur melalui dana CSR atau bantuan dana punia yang dikoordinir masyarakat," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus