Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), melakukan kerjasama penyediaan layanan kelistrikan dari pembangkit PLN untuk lima kilang perusahaan migas tersebut. Kelima kilang itu yakni Refinary Unit (RU) II Dumai, RU III Plaju-Sungai Gerong, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan Dan RU VI Balongan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif, mengatakan layanan kelistrikan PLN untuk kilang rencananya akan berlangsung dalam dua tahap. Dalam hitungannya, layanan kelistrikan itu akan menghasilkan penghematan biaya listrik untuk operasional pembangkit sekitar Rp 2,79 triliun per tahun.
“Kilang minyak ini membutuhkan pasokan listrik yang besar dan stabil. Jika total beban listrik di seluruh kilang dipasok oleh PLN, maka berpotensi menghasilkan penghematan di lingkungan kilang. Jumlahnya sangat signifikan setiap tahun, kami mengharapkan PLN mampu memberikan pasokan listrik yang cukup,” kata Budi di Jakarta, 3 Agustus 2018.
Rudi menjelaskan, saat ini Pertamina sudah memanfaatkan listrik PLN walaupun sebatas untuk perumahan atau apartemen dan perkantoran dengan tegangan menengah 20 kilo Volt (kV). Untuk tiga kilang yaitu RU IV, RU V, RU VI totalnya mencapai sebesar 15,7 MVA.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman, menyatakan PLN mampu untuk memenuhi listrik kilang-kilang minyak dengan layanan khusus. “PLN siap memasok listrik untuk kilang minyak Pertamina, baik dari pembangkit maupun jaringan transmisinya, dengan kualitas dan keandalan yang tinggi tentunya,” kata Syofvi.
Menurut Syofvi, kesiapan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional menjadi pekerjaan utama perusahaan saat ini. PLN tengah membangun pembangkit dan jaringan transmisi melalui program 35.000 Megawatt (MW) hingga pertengahan 2018, progress pembangunan pembangkit 35.000 MW menunjukkan hasil yang positif, secara keseluruhan telah terkontrak dan sudah ditandatangani perjanjian jual beli listrik (power Purchase Agreement/PPA) sebesar 32.295 MW.
Pertamina menilai, kapasitas terpasang listrik PLN saat ini cukup besar dan berlebih, sehingga dengan menggunakan listrik PLN keberlangsungan pasokan listrik bisa lebih terjamin. Dari sisi kualitas, listrik PLN juga lebih baik khususnya untuk tegangan tinggi (150 kV).
“Kami berharap PLN bisa terus mengembangkan jaringan listrik dan kualitas listriknya sehingga pasokan listrik ke kilang benar-benar handal dan operasi kilang menjadi lebih efisien,” ujar Budi.
Sementara itu, khusus RU V saat ini memasuki tahap kontruksi penyambungan dari PLN dengan kapasitas penyambungan 31.5 MVA dengan tegangan tinggi 150 KV untuk memasok beban kilang yang non kritikal seperti Lube Oil Complex (LOC).
Kerjasama ini juga memberikan manfaat tambahan bagi kilang Pertamina, yakni kebutuhan fuel oil akan menurun, karena fuel oil yang tadinya digunakan untuk menghasilkan listrik bisa diubah menjadi produk yang lebih valuable seperti solar. Pertamina juga akan fokus pada operasional dan pemeliharaan kilang, fleksibilitas, pengaturan O/H steam boiler, dan dapat menurunkan Energy Intensitas Index (EII).
Simak berita menarik lainnya terkait PLN hanya di Tempo.co.
MAWARDAH