Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Potensi Pasar Hortikultura Tembus Rp 200 Triliun

Peluang investasi bisnis sayur dan buah masih terbuka.

2 Maret 2020 | 00.00 WIB

Penjualan cabe merah keriting di Pasar Senen, Jakarta, 14 Januari lalu.
Perbesar
Penjualan cabe merah keriting di Pasar Senen, Jakarta, 14 Januari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Indonesia Bayu Krisnamurthi meminta pemerintah mendorong investasi jalur baru untuk pengembangan industri tanaman hortikultura. Bayu memperkirakan potensi pasar produk hortikultura, seperti bunga, sayur, dan buah, mencapai Rp 200 triliun per tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Bayu, produksi komoditas hortikultura tahun lalu sebesar Rp 153 triliun. Adapun nilai ekspor hortikultura sebesar Rp 20 triliun dan impornya Rp 60 triliun. Dia mengatakan peluang industri ini sangat besar karena konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia masih rendah, hanya 45 persen dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Prospeknya luar biasa kalau mau berpikir investasi dalam konteks ketahanan pangan," kata dia, akhir pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Investasi jalur baru yang bisa dikembangkan, kata Bayu, adalah konsolidasi kawasan dengan pendekatan intiplasma, konsep green house, bertani dalam gedung atau urban agriculture, dan investasi untuk produk baru. "Peluang untuk mengembangkan ketahanan pangan sangat terbuka," ujar dia.

Bayu mengatakan pengusaha asing tertarik untuk menggarap segmen bisnis ini. Dia menyebutkan calon investor asal India dan Arab Saudi sedang mencari lahan seluas 300-400 ribu hektare di Jawa Barat untuk kebun alpukat. "Ini menunjukkan prospek investasi hortikultura yang menjanjikan."

Menurut Bayu, ada beberapa fenomena yang membuat bisnis hortikultura menjanjikan. Kondisi tersebut terjadi lantaran jumlah perusahaan hortikultura yang terbatas, karakter sayur dan buah Indonesia yang spesial, beragamnya produk hortikultura Indonesia, menjadi industri padat karya, produksinya cenderung dekat dengan pusat konsumsi, dan pasarnya yang sudah terbentuk.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan produk hortikultura yang bisa dikembangkan adalah cabai. Menurut dia, selama ini pasokan cabai sering terganggu karena bersifat musiman. Harga cabai cenderung jatuh saat panen, tapi setelah musim panen berlalu harga bisa naik tajam. "Seharusnya ada koordinasi untuk membuat industri kecil yang menghasilkan cabai kering, cabai bubuk, dan cabai pasta. Ini salah satu contoh konkret investasi," ujar dia.

Adhi mengatakan pemerintah bisa menggerakkan badan usaha milik desa (bumdes) menjadi industri kecil untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria industri pangan. Dia juga mengatakan bumdes bisa berkolaborasi dengan industri besar. Selain itu, kata Adhi, pemerintah perlu memberikan kebijakan fiskal untuk menggerakkan industri kecil. "Perlu menjadi proyek bersama antara pemerintah, dunia usaha, perbankan, dan masyarakat perdesaan," ujar Adhi.

Ketua Komite Tetap Hortikultura Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Karen Tambayong meminta pemerintah meninjau kembali komoditas strategis nasional. Menurut dia, hortikultura belum masuk 11 komoditas strategis nasional. "Pola konsumsi buah dan sayur kita masih kecil, sebagian besar masih karbohidrat," ujar dia.

Karen mengatakan perlu ada diversifikasi untuk menjaga ketahanan pangan. Apalagi, kata dia, setiap wilayah memiliki potensi tanaman hortikultura yang berbeda-beda, sehingga tak perlu bergantung pada beberapa jenis karbohidrat. "Gizi paling banyak terkandung pada buah dan sayuran, bukan karbohidrat," kata Karen. LARISSA HUDA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus