Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan financial technology peer-to-peer lending PT Investree Radhika Jaya alias Investree mengumumkan persetujuan dari pemegang saham mayoritas untuk memberhentikan Adrian A. Gunadi dari jabatannya sebagai direktur utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pemegang saham mayoritas PT Investree Radhika Jaya, Investree Singapore Pte. Ltd., telah menyetujui pemberhentian Adrian A. Gunadi dari jabatannya sebagai Direktur Utama Investree pada bulan Januari 2024,” demikian dikutip dari keterangan yang diterima Tempo, Rabu, 31 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Investree itu sendiri merupakan salah satu pionir fintech P2P lending, yang mayoritas penerima pinjamannya adalah pelaku usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Perusahaan tersebut memiliki misi sebagai online marketplace yang mempertemukan orang yang memiliki kebutuhan pendanaan dengan orang yang bersedia meminjamkan dananya. Tak hanya meningkatkan perolehan Lender, Investree juga membuat pinjaman menjadi lebih terjangkau dan mudah diakses bagi Borrower.
Lantas, siapa Adrian Gunadi yang baru mundur dari jabatannya itu?
Profil Adrian Gunadi
Sejak Oktober 2015, Adrian Gunadi sudah memegang peranan penting dalam perusahaan tersebut. Adrian merupakan pendiri atau Co-Founder sekaligus CEO Investree. Dengan begitu, dirinya sudah memimpin Investree selama kurang lebih 8 tahun 4 bulan.
Sebelum terjun ke dunia fintech P2P lending, Adrian memiliki banyak pengalaman karir di sektor perbankan. Tercatat, Adrian menjabat sebagai Cash and Trade Product Manager di Citi pada 1998 hingga 2002.
Setelah keluar dari Citi, Pria lulusan Universitas Indonesia (UI) program studi akuntansi angkatan 1995 itu melanjutkan studinya dengan meraih gelar master of Business Administration (MBA) di Rotterdam School of Management, Erasmus University pada 2002 hingga 2003.
Pada 2005, Adrian kembali bekerja di dunia perbankan dengan mengisi posisi product structuring di Standard Chartered Bank hingga 2007. Kemudian, pada 2007 hingga 2009, dia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai head of shariah banking di Permata Bank.
Dia kemudian bekerja sebagai managing director, retail banking di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk selama 6 tahun, tepatnya pada Juni 2009–September 2015. Barulah pada 2015, dia mendirikan Investree sebagai salah satu fintech P2P lending yang beroperasi pertama di Indonesia.
Pilihan Editor: Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno