Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mengusulkan tambahan anggaran pada tahun 2019 sebesar Rp 2,57 triliun kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan anggaran tersebut diajukan guna mengimplementasikan agenda nasional sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai strategi memasuki revolusi industri keempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Program yang akan kami laksanakan, antara lain pengembangan lima sektor industri prioritas yang ditetapkan Making Indonesia 4.0, peningkatan kompetensi SDM industri melalui pendidikan vokasi, serta kegiatan Santripreneur dan penumbuhan wirausaha industri baru," kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 7 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Selasa lalu, Airlangga menyebut usulan penambahan anggaran itu bisa dipahami oleh anggota dewan. Dengan begitu, total anggaran Kemenperin tahun depan menjadi Rp5,3 triliun lantaran sebelumnya pagu indikatif tahun 2019 adalah sebesar Rp2,73 triliun.
Airlangga menjelaskan, pelaksanaan Making Indonesia 4.0 adalah guna mewujudkan aspirasi nasional, yaitu menjadikan Indonesia masuk 10 besar negara ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030. "Sehingga, diperlukan partisipasi aktif dan sinergi dari seluruh stakeholder agar kita bisa menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar, dan bangsa pemimpin," ujar dia.
Menurut Airlangga, ada lima sektor manufaktur yang bakal diprioritaskan pengembangannya pada tahap awal agar menjadi percontohan dalam implementasi revolusi industri generasi keempat di tanah air. Industri itu antara lain industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia.
Selama ini, kata Airlangga, dari lima sektor industri itu mampu memberikan kontribusi sebesar 60 persen untuk PDB, kemudian menyumbang 65 persen terhadap total ekspor, dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut.
Guna mendongkrak kinerja sektor-sektor manufaktur di revolusi industri tersebut, Airlangga menuturkan diperlukan tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Apalagi, potensi Indonesia akan didukung dengan bonus demografi selama 15 tahun ke depan, di mana usia produktif mendominasi dari jumlah penduduk. "Tentunya kondisi ini dapat memacu kinerja ekonomi nasional semakin tumbuh maksimal," kata dia.