Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau Menteri BUMN Rini Soemarno meminta agar perusahaan pelat merah bisa saling bersinergi. Ia meminta agar antar BUMN tidak saling bertengkar, apalagi pemegang saham BUMN sejatinya adalah pemerintah pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"BUMN harus bersinergi, satu garis, tidak berantem. Pemegang saham kita mayoritas pemerintah pusat, maka seharusnya satu pemikiran dengan pemerintah pusat," ujar Rini di Kantor Kementerian BUMN, Senin, 31 Desember 2018. Ke depannya, ia berharap BUMN bersinergi memikirkan kepentingan bangsa.
Menurut Rini, BUMN dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Apalagi, BUMN hadir di seluruh pelosok Indonesia, sehingga semestinya bisa menjadi pemersatu bangsa.
"Indonesia punya lebih dari seribu suku, 700 bahasa dan kita merangkul seluruh agama dan kepercayaan, itu seharusnya kita gabungkan menjadi kekuatan bangsa. Karena saya tidak lihat bangsa mana pun yang seperti Indonesia, hidup rukun bersama-sama," ujar Rini.
Rini menegaskan, karena BUMN hadir di mana-mana, semestinya bisa menjaga kebersamaan. Serta, BUMN berbeda dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, kabupaten, hingga kecamatan yang belum tentu segaris.
"Apalagi kalau sudah bicara pemerintah pusat dan pemerintah daerah di mana gubernurnya dipilih berbeda, kabupaten dan walikota berbeda, dan pemikirannya tidak sama," kata dia. "Nah ini akan lebih berat pemerintah pusat, bagaimana menjaga supaya pemikiran tetap satu terus."
Rini baru saja meresmikan pendirian Yayasan BUMN Hadir Untuk Negeri pada Senin, 31 Desember 2018. Rini menyebut yayasan itu adalah wadah bagi perusahaan-perusahaan pelat merah dan Kementerian BUMN untuk menjalankan fungsi sosialnya, salah satunya sebagai agen pembangunan.
"Saya berharap yayasan ini bisa menjadi ujung tombak kita BUMN bersinergi bersama, bagaimana kita bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat," ujar Rini saat memberi sambutan di Kantor Kementerian BUMN.
Inisiatif pendirian yayasan ini diawali dari sinergi antara 18 BUMN dan HIMBARA di bawah koordinasi Kementerian BUMN yang pada awal 2017 lalu bersinergi untuk menjadi donatur pembangunan Pasar Mama Mama Papua guna mewujudkan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat di Papua. Berangkat dari hal itu Kementerian BUMN bersama BUMN-BUMN merasa perlu membuat suatu wadah untuk saling bersinergi khususnya di bidang sosial kemasyarakatan.
Adapun 18 BUMN dimaksud Rini yakni PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Selain itu ada PT Jasa Raharja (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), PT Pupuk Kaltim, PT PGN Tbk., Askrindo, Jasindo, Taspen Jiwasraya, ASABRI dan HIMBARA.
Simak berita lainnya terkait BUMN hanya di Tempo.co.