Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Nilai tukar atau kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, 12 Maret 2019, berlanjut menguat dalam dua hari berturut-turut setelah sempat melemah dalam sepekan. Kurs rupiah menguat 24 poin menjadi Rp 14.267 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.291 per dolar AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah dipicu berkurangnya kekhawatiran pasar terkait perlambatan ekonomi AS pada tahun ini.
"Ada kelegaan yang dirasakan pelaku pasar terkait dengan perekonomian AS. Nampaknya, perekonomian Negeri Paman Sam tak akan mengalami 'hard landing' pada tahun ini," ujar Ibrahim.
Sebagaimana dilansir dari Forex Factory, penjualan barang-barang ritel periode Februari 2019 diumumkan tumbuh sebesar 0,2 persen (bulan ke bulan/mom), mengalahkan konsensus yang memperkirakan tidak ada perubahan.
Sebelumnya, kekhawatiran mengenai "hard landing" pada perekonomian AS timbul pasca penciptaan lapangan kerja sektor nonpertanian (non farm payroll) periode Februari sebanyak 20.000 saja, sangat jauh di bawah konsensus yang sebanyak 180.000. Penciptaan lapangan kerja pada bulan lalu menjadi yang terendah sejak September 2017.
"Oleh karena itu, peluang The Fed untuk kenaikan suku bunga acuan masih sangat kecil," kata Ibrahim.
Kurs rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.253 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.241 per dolar AS hingga Rp 14.278 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.251 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.324 per dolar AS.