Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Kementerian Perdagangan akan memastikan kecukupan produksi oksigen dan tabung oksigen.
Antrean panjang terjadi di tempat isi ulang oksigen dan penjualan tabung oksigen.
Kementerian Kesehatan memprediksi setiap tiga hari akan ada tambahan permintaan oksigen sebesar 71 ton.
JAKARTA - Kementerian Perdagangan tengah berkoordinasi dengan instansi dan lembaga lain untuk mengamankan pasokan oksigen dan tabung oksigen yang harganya melambung di pasar. Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Veri Anggrijono, mengatakan Kementerian akan memastikan kecukupan produksinya bersama Kementerian Perindustrian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami ingin pastikan produksi cukup atau tidak. Kemudian, kami akan cek distribusinya, baik distributor maupun sub-distributor, untuk menelusuri apakah ada indikasi pengumpulan atau permainan oleh pedagang," ujar Veri kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengenai penjualan tabung oksigen melalui platform daring, Veri berujar akan meminta perusahaan lokapasar (marketplace) menghapus produk yang melanggar ketentuan. Menurut dia, hal ini dilakukan untuk mencegah produk tertentu dibeli bebas oleh masyarakat pada saat terjadi kepanikan, terlebih produk yang keamanannya belum terjamin.
"Apabila melanggar, kami akan merekomendasikan pencabutan izin. Pencabutan izin dan pemblokiran situs merupakan sanksi berat, karena baru dua tahun kemudian bisa berusaha kembali," ucap Veri.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, menilai kenaikan harga oksigen dan tabung oksigen terjadi karena ledakan jumlah kasus positif Covid-19. Dia menyebutkan, kenaikan angka kasus positif menyebabkan kenaikan permintaan oksigen, yang semula hanya dari fasilitas kesehatan, bertambah dari pasien isolasi mandiri.
"Hal ini membuat antrean panjang di tempat isi ulang oksigen dan tempat penjualan tabung oksigen. Kepolisian sudah menyampaikan akan menindak oknum yang menaikkan harga atau menimbun tabung," ujar Oke.
Petugas menurunkan tabung oksigen yang akan didistribusikan di Posko Rescue Oxygen, Monas, 5 Juli 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Untuk menjamin ketersediaan, Oke mengatakan, pemerintah tengah mengupayakan pasokan oksigen di pasar dari pabrik-pabrik. Selain itu, penambahan pasokan oksigen sedang diupayakan dari industri yang bisa membantu produksi oksigen, seperti pabrik pupuk.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim telah mengamankan produksi tambahan oksigen dengan total suplai harian sebesar 2.622,9 ton, 132 truk isotank pengangkut oksigen, 15.906 tabung oksigen, 8.100 unit konsentrator oksigen, dan sembilan deployable oxygen concentrator system.
Menurut dia, angka ini akan terus naik setelah komitmen pembelian dan kontribusi industri dalam negeri direalisasi. "Kami kerahkan semua sumber daya, di antaranya kebijakan dan realokasi APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) Kementerian Perindustrian, untuk mengamankan pasokan dan distribusi oksigen medis," ujar Agus.
Agus mengungkapkan, Kementerian Perindustrian bertanggung jawab dalam pengadaan oksigen, tabung atau botol silinder oksigen, isotank untuk keperluan importasi dan distribusi oksigen, konsentrator oksigen, serta mendukung transportasi untuk pendistribusian oksigen medis. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kebutuhan oksigen medis untuk Jawa-Bali naik dari 800 ton per hari pada 30 Juni 2021 menjadi 2.323 ton per hari pada 6 Juli 2021.
Agus berujar, Kementerian Kesehatan memprediksi adanya tambahan kebutuhan sebesar 71 ton setiap tiga hari. Sedangkan kapasitas nasional produksi oksigen sebesar 1.700 ton per hari. Saat ini, Kementerian Perindustrian juga merealisasi pasokan oksigen tambahan sebesar 920,5 ton per hari.
Instruksi Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2021 mewajibkan pelaku industri berkontribusi dalam pemenuhan oksigen bagi penanganan Covid-19. Contohnya adalah Samator Group, yang akan memfungsikan unit liquefaction di Surabaya yang menambah pasokan oksigen. Sementara itu, Airliquide mengaktifkan kembali pabriknya di Cilegon.
Selain Samator, PT Obsidian Stainless Steel, PT Sojitz Indonesia, dan PT Smelting, yang juga memiliki pabrik oksigen, bersedia meningkatkan produksi oksigen untuk kebutuhan medis. Beberapa industri pupuk, seperti Pupuk Kaltim dan Pupuk Sriwidjaja, juga memiliki pabrik oksigen.
Dari total tambahan pasokan oksigen sebesar 922,9 ton per hari, sebanyak 650 ton per hari berasal dari impor atau sekitar 70,4 persen. Sedangkan sisanya, sebesar 272,9 ton per hari atau 29,6 persen, merupakan produksi lokal.
Agus berkata, mobilisasi dari pabrik menggunakan isotank menjadi salah satu kendala dalam pemenuhan kebutuhan oksigen medis bagi rumah sakit dan stasiun pengisian. Saat ini diperlukan tambahan sekitar 140 isotank untuk mengamankan jalur distribusi ke rumah sakit dan stasiun pengisian. "Kemenperin telah menginventarisasi 265 unit isotank yang berpotens dimobilisasi."
Isotank tersebut di antaranya berasal dari PT IMIP Morowali, PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia, PT AICO Energy, PT Natgas Indonesia, PT Risco Solusi Indonesia, PT Air Products Indonesia, PT Obsidian Stainless Steel, PT Jatim Petroleum Transport, dan perusahaan-perusahaan kontraktor kontrak kerja sama minyak dan gas bumi.
"Demikian juga yang berasal dari pemerintah India dan isotank yang dibeli dari realokasi APBN Kemenperin," ujar Agus. Dari 265 unit isotank, ada 132 unit isotank yang siap dioperasikan mengangkut oksigen untuk kebutuhan medis. Sisanya sedang dalam proses transportasi dan inspeksi untuk bisa digunakan dalam beberapa hari ke depan.
Kementerian Perindustrian juga menargetkan bisa mendatangkan setidaknya 20 ribu unit konsentrator oksigen. Sampai hari ini sudah ada 8.600 unit konsentrator oksigen yang di antaranya berasal dari PT Indorama, Temasek, Daihatsu-Isuzu-TSM, PT Mitsubishi, dan PT Obsidian Stainless Steel. Selain itu, Kementerian Perindustrian melakukan pengadaan konsentrator oksigen lewat realokasi APBN Kementerian Perindustrian.
Agus Gumiwang menargetkan dapat segera mendatangkan sebanyak mungkin deployable oxygen concentrator system (DOCS). Saat ini, sembilan unit DOCS yang dibeli dengan realokasi APBN Kementerian Perindustrian akan segera tiba di Indonesia. Masing-masing unit DOCS dapat memasok oksigen untuk 700 pasien Covid-19 per hari.
LARISSA HUDA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo