Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan berharap pemangkasan anggaran yang tengah digencarkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi. “Saya berharap tidak banyak, kalaupun ada tidak akan banyak," kata Luhut saat ditemui seusai acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, pada Kamis, 20 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luhut menyebut pemerintah memperhatikan dan mencermati pelaksanaan kebijakan ini. “Kita lihat lah, kan sekarang mulai diperhatikan dengan cermat, disesuaikan dengan cepat,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia pun memastikan DEN sudah mengusulkan kepada Prabowo untuk mengevaluasi area-area yang harus memang perlu diperhatikan dengan baik.
Sebagaimana diketahui, Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen selama masa pemerintahannya. Namun jauh dari target itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,7 persen hingga 2029.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 melambat dibanding tahun sebelumnya.
Ekonomi Indonesia 2024 tumbuh sebesar 5,03 persen, dibandingkan pada 2023 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen. Untuk tahun 2025, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal berkisar 4,7-5,5 persen year-on-year (yoy).
Adapun di tahun pertama pemerintahannya, Prabowo meminta jajarannya untuk melakukan efisiensi anggaran belanja negara tahun anggaran 2025 sebesar Rp 306,69 triliun. Perintah berhemat itu dituangkan melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.
Menindaklanjuti instruksi Prabowo, Menteri Keuangan Sri Mulyani kemudian menerbitkan surat S-37/MK.02/2025 yang mengatur efisiensi belanja kementerian/lembaga untuk tahun anggaran 2025. Namun tak sampai sebulan instruksi itu keluar, Prabowo meminta Kementerian Keuangan untuk melakukan rekonstruksi target pemangkasan di tiap kementerian/lembaga.
Tak cukup efisiensi anggaran Rp 306,69 triliun, Prabowo mengatakan bakal melanjutkan pemangkasan anggaran besar-besaran itu hingga putaran ketiga. Dalam rencana ini, dananya naik menjadi Rp 750 triliun.
Hal itu ia ungkapkan di hadapan tamu undangan perayaan Hari Ulang Tahun Partai Gerindra ke-17 di Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, 15 Februari 2025. Berbicara di atas panggung, dia menyebutkan penghematan bakal dilakukan dalam tiga putaran.
Ia merincikan, penghematan putaran pertama sebesar Rp 300 triliun berasal dari pos Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara. Pada tahap kedua, Prabowo menargetkan bisa memangkas dana APBN setelah menyisir anggaran hingga ke satuan sembilan atau item belanja rinci dengan total sebesar Rp 308 triliun. Namun sebanyak Rp 58 triliun di antaranya bakal dikembalikan ke kementerian dan lembaga.
Sementara pada putaran ketiga berasal dari badan usaha milik negara sebesar Rp 300 triliun, dengan Rp 100 triliun di antaranya akan disalurkan untuk penyertaan modal negara di perusahaan pelat merah tersebut.
Dengan hitungan Rp 300 triliun dari tahap pertama, Rp 250 triliun dari tahap kedua, dan Rp 200 triliun dari tahap ketiga, total penghematan anggaran yang ditargetkan Prabowo mencapai Rp 750 triliun atau US$ 44 miliar.
Nantinya dari hasil penghematan tersebut, ia mengatakan, sejumlah US$ 24 miliar (setara Rp 390 triliun dengan kurs Rp 16.260) akan dialokasikan untuk makan bergizi gratis, sisanya US$ 20 miliar (sekitar Rp 325 triliun dengan kurs Rp 16.260) akan diinvestasikan di Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara.
Namun hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari pemerintah apakah penghematan tiga putaran ini akan dilakukan sekaligus sepanjang tahun 2025, atau justru dilakukan secara bertahap per tahun anggaran. Ihwal mekanisme penghematan ini pun belum dijelaskan secara rinci.
Pilihan Editor: Skenario Lanjutan Pemangkasan Anggaran Rp 750 Triliun