Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sri Mulyani Sebut Harga Pangan Jadi Kontributor Utama Inflasi: Beras, Cabai, dan Bawang Naik Signifikan

Sri Mulyani mengungkapkan inflasi pada Desember 2023 mengalami perbaikan dari sisi komponen penyumbangnya.

3 Januari 2024 | 11.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan pejabat eselon I Kemenkeu memaparkan kinerja APBN Kita edisi Desember 2023 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat 15 Desember 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tercatat melanjutkan tren defisit dengan nilai Rp35 triliun per 12 Desember 2023. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan volatile food menjadi kontributor utama dalam inflasi Desember 2023. Ia mengatakan ada tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga secara signifikan, yaitu beras, cabai, dan bawang putih.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sri Mulyani menyebutkan secara tahunan atau year on year (YoY) harga beras naik 19,6 persen, cabai 91 persen, dan bawang putih 34 persen. "Ini yang menyebabkan volatile food menjadi kontributor dari headline inflasi atau CPI (consumber price index) kita," ujarnya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Januari 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan untuk administered price sejak September 2023 turun drastis. Pasalnya, menurut Sri Mulyani, saat itu terjadi koreksi dari BBM pada 2022 yang kontribusinya hanya menjadi 1,7. "Core inflation kita masih di 1,8. Ini juga relatif atau ada di dalam range yang kami prediksi," ucapnya. 

Namun, ia mengungkapkan inflasi pada Desember 2023 mengalami perbaikan dari sisi komponen penyumbangnya. Pada Desember 2023, ujar Sri Mulyani, terjadi tren penurunan harga. Dia pun berharap stabilisasi harga pangan dapat terjadi pada 2024. 

Menurutnya, hal ini yang menyebabkan inflasi pada Desember 2023 berada di angka 2,61 persen. Dia menilai angka ini cukup baik. Pasalnya, bila dibandingkan inflasi di dunia semuanya cenderung menjurus di angka 2 persen. 

"Stabilitas harga moga-moga tidak mengalami disrupsi lagi karena faktor-faktor geopolitik, bencana alam, maupun faktor lainnya," kata Sri Mulyani. 

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan laju inflasi sepanjang 2023 mencapai 2,61 persen adalah angka terendah dalam 20 tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh penurunan komponen inflasi inti pada 2023.

Amalia menuturkan komponen inti inflasi yang cenderung turun menjadi faktor utama dalam pencapaian tingkat inflasi terendah. Pada Desember 2023, komponen inti tahunan mencatatkan inflasi sebesar 1,8 persen, yang memberikan andil sebesar 1,1 persen. Hal ini menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya, dengan inflasi inti November sebesar 1,87 persen, Oktober 1,91 persen, dan September 2 persen.

Komponen inti inflasi yang cenderung turun menjadi faktor utama dalam pencapaian tingkat inflasi terendah. Pada Desember 2023, komponen inti tahunan mencatatkan inflasi sebesar 1,8 persen, yang memberikan andil sebesar 1,1 persen. Hal ini menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya, dengan inflasi inti November sebesar 1,87 persen, Oktober 1,91 persen, dan September 2 persen.

RIANI SANUSI PUTRI | AMELIA RAHIMA | ADINDA JASMINE

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus