Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Stok Menipis, Harga Bawang Putih Kembali Melejit

Harga bawang putih kembali melejit setelah stok di pedagang pasar tradisional menipis.

6 Februari 2020 | 09.11 WIB

Winarsih, 43 tahun, pedagang sayur-sayuran di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu, 4 Mei 2019, mengeluhkan pasokan bawang putih menipis sehingga harna naik tajamsampai 100 persen. Tempo/Adam Prireza
Perbesar
Winarsih, 43 tahun, pedagang sayur-sayuran di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu, 4 Mei 2019, mengeluhkan pasokan bawang putih menipis sehingga harna naik tajamsampai 100 persen. Tempo/Adam Prireza

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Harga bawang putih kembali melejit setelah stok di pedagang pasar tradisional menipis. Pedagang bawang putih pasar induk Kramat Jati, Anas menyebut sejak beberapa pekan lalu, dia dan pedagang lainnya kekurangan stok. Biasanya Anas menerima bawang putih 1000 kilogram (kg)/hari, namun sekarang hanya 250 kg/hari.
 
Karena stok yang minim ini, akhirnya para pedagang menaikkan harga. “Realita di lapangan dari pedagang pasar induk saat ini, harga baput (bawang putih) kating Rp 49.000/kg itu harga importir, honan Rp 45.000/kg itu harga importir. Sementara, pada 15 Januari 2020 harga bawang putih impor masih berkisar Rp22.000 per kg," kata Anas dikutip Bisnis Kamis 6 Februari 2020.
 
Padahal, awal pekan lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sempat memastikan bahwa pasokan bawang putih aman, meski pemerintah berencana menutup sementara impor pangan dari Cina.
 
Kementerian Pertanian menyiapkan negara alternatif untuk impor bawang putih selain dari Cina. Sebabnya pemerintah sedang memperketat pengawasan terhadap komoditas pangan yang masuk ke Indonesia sebagai antisipasi penyebaran virus corona baru dari negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Ada tempat lain yang memproduksi bawang putih seperti India, Mesir dari Iran itu juga menghasilkan bawang putih," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto saat ditemui di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa, 4 Februari 2020.

Kebutuhan bawang putih nasional sekitar 90 persen dipenuhi lewat impor, sedangkan 10 persen diproduksi di dalam negeri. Sebagian besar impor bawang putih tersebut didatangkan dari Cina. Menurut data Badan Pusat Statistik, impor bawang putih dari Cina pada Januari-November 2019 sebanyak 406.547 ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Prihasto menjelaskan meski saat ini komoditas berbasis tanaman tidak dikategorikan sebagai media pembawa virus corona, pemerintah tetap mewaspadai pemasukan komoditas pangan dari Cina dan negara-negara tetangga yang sudah terpapar virus corona, seperti Filipina dan Singapura.

"Yang banyak bawang putih dan bawang bombai. Bagaimana pun kita tidak boleh mengabaikan, walaupun tidak dikatakan tanaman bukan media pembawa untuk virus corona, kita tidak boleh abai, tetap harus hati-hati," kata dia.

Selain bawang putih, Indonesia juga banyak mengimpor bawang bombai dari Cina. Negara-negara alternatif untuk impor bawang bombai, yakni Selandia Baru, Australia dan India.

BISNIS | ANTARA 
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus