Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tak Semua Retail Lesu, Aprindo: FamilyMart Malah Ekspansi

Aprindo menyebutkan, secara umum, industri retail tak mengalami kelesuan karena FamilyMart malah berekspansi pada tahun ini.

29 Oktober 2017 | 15.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Family Mart. familymartindonesia.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Yongky Surya Susilo menyebutkan, secara umum, industri retail tak bisa mengalami kelesuan. Bahkan tak semua usaha retail bisa digeneralisasi karena setiap format usaha membidik kalangan pasar yang berbeda dan masih punya ceruk potensial besar.

Menanggapi tutupnya sejumlah bisnis ataupun pemangkasan jumlah gerai dari perusahaan retail tertentu, Yongky menyatakan hal tersebut harus ditelaah lebih mendalam. Ia membandingkan brand Lotus Department Store milik anak usaha PT Mitra Adi Perkasa, yang menutup seluruh gerainya pada akhir bulan ini, dan Debenhams, yang menyusul tutup gerai pada akhir tahun 2017, dengan FamilyMart, yang malah berencana membuka 100 gerai hingga akhir tahun ini.

Baca: Redupnya Bisnis Retail Kita Tergerus Penjualan Online?

“Bisnis FamilyMart dan Lotus itu dua hal yang berbeda meskipun kedua-duanya bisnis retail,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Oktober 2017. FamilyMart yang merupakan perusahaan retail jaringan asal Jepang berfokus di segmen convenience store berencana ekspansi tak hanya di Jakarta, tapi juga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Yongky menjelaskan, kekuatan utama dari FamilyMart adalah perusahaan baru yang sedang memiliki banyak modal. "Meskipun pertumbuhan fast moving consumer good year-to-date atau pertumbuhan barang kebutuhan sehari-hari di luar fashion hanya 2,7 persen serta di tengah daya beli masyarakat di bawah inflasi saat ini, wajar FamilyMart bisa gencar berekspansi," tuturnya.

Kondisi pertumbuhan bisnis retail saat ini, menurut Yongky, juga bisa digambarkan dengan kasus bisnis teh kemasan. Sebab, secara umum, tahun ini volume penjualan teh kemasan turun 9 persen dibanding tahun lalu. "Tapi, kalau kita lihat merek (teh kemasan) tertentu, masih ada yang naik terus penjualannya,” ucapnya.

Hal tersebut, kata Yongky, menggambarkan kondisi bisnis retail saat ini. Meski daya beli sedang lesu, bukan berarti mempengaruhi semua jenis bisnis retail. "Kalau pasar sedang berkembang, itu peluang buat siapa saja. Tapi kalau pasar lagi turun, itu peluang untuk yang punya modal saja, dalam hal ini FamilyMart,” katanya.

Baca: Pengusaha Beberkan Penyebab Lesunya Bisnis Retail di Tahun Ini

Sebelumnya, Property Division Head PT Fajar Mitra Indah, pemegang lisensi tunggal FamilyMart Indonesia, Dominic Kusniadi, mengatakan perusahaannya akan berekspansi dengan membuka 100 toko di Indonesia.

FamilyMart menyasar area Jabodetabek sebagai area utama dari ekspansi bisnisnya. "Namun kita juga tidak menutup kemungkinan nanti bakal buka toko di luar kota,” ujarnya saat membuka gerai ke-79 di Lindeteves Trade Center Glodok, Jakarta Barat, Senin, 23 Oktober 2017.

Pembukaan toko telah meningkat 30 persen sejak FamilyMart dibuka di Indonesia pada 2012 lalu. Sepanjang  2016, FamilyMart telah membuka lebih-kurang 22 gerai. FamilyMart sendiri telah tersebar di delapan negara (Jepang, Cina, Taiwan, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia) dengan jumlah toko lebih dari 24 ribu.

ZUL’AINI FI’ID N | R.R. ARIYANI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus