Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menerbitkan surat utang medium term notes (MTN) senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,52 triliun (kurs Rp 14.344 per dolar AS). Penerbitan surat utang itu telah dicatatkan di Singapore Stock Exchange sejak 1 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menjelaskan penerbitan MTN tersebut merupakan bagian dari program eksisting senilai US$ 15 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surat utang tersebut terdiri dari dua seri, pertama senilai US$ 500 juta dengan tenor 10 tahun. Kedua, senilai US$ 1 miliar dengan tenor 30 tahun. Kupon untuk seri pertama dan kedua, masing-masing 3 persen dan 4 persen.
Dalam penerbitan surat utang itu, perseroan menunjuk Citibank Global Market Inc., The Hongkong and Shanghai Corporation Limited, Mandiri Securities Pte. Ltd., dan Standard Chartered Bank sebagai joint lead managers and joint bookrunners.
Sementara itu, Deutsche Bank Trust Company Americas ditunjuk sebagai trustee untuk dan atas nama para pemegang surat utang tersebut. “Sehubungan dengan tindakan korporasi ini, perseroan telah menandatangani, antara lain, suatu Perjanjian Pembelian Surat Utang atas Surat Utang, tertanggal 22 Juni 2020,” tulis manajemen, dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis, 2 Juli 2020.
Lebih jauh, PLN menyatakan bahwa dana hasil penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal maupun modal kerja. Penerbitan surat utang ini khususnya untuk kebutuhan modal kerja dalam proyek percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.
Surat utang ini tercatat dan diperdagangkan di Singapore Stock Exchange (SGX) dalam denominasi US$ 200.000. Nilai minimum transaksi perdagangan surat utang ini adalah US$ 200.000.
BISNIS