Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, SOLO - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta menggelar operasi pasar di tiga pasar tradisional yang ada di kota tersebut, Senin 28 Februari 2018. Mereka juga melibatkan pedagang untuk memberikan dagangan dengan harga murah melalui mekanisme subsidi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah untuk menekan laju inflasi itu digelar di Pasar Gede, Pasar Legi serta Pasar Nusukan. "Ada beberapa komoditas yang digelontorkan pada Senin dan Selasa ini," kata Asisten Perekonomian Kota Surakarta, Triyana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam operasi pasar tersebut, mereka mendatangkan beras medium dari Bulog sebanyak delapan ton yang dijual seharga Rp 9250 per kilogram. Selain itu, mereka juga mendatangkan beras premium hingga 12 ton yang dijual seharga Rp 12 ribu per kilogram.
Selain beras, ada pula komoditas lain seperti gula pasir, minyak goreng, tepung terigu hingga gas elpiji yang dijual dengan harga terjangkau. "Kami harap operasi pasar ini bisa berpengaruh terhadap turunnya harga kebutuhan pokok," katanya.
Operasi pasar juga dilakukan dengan menggandeng sejumlah pedagang di pasar. "Terutama untuk komoditas cabai dan daging ayam," katanya. Pemerintah memberikan subsidi kepada beberapa pedagang cabai dan daging ayam sebesar Rp 3 ribu per kilogram. "Sehingga mereka bisa menjual dagangannya dengan harga lebih murah," katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Bandoe Widiarto menyebut langkah ini diharapkan bisa menekan laju inflasi di awal tahun ini. "Selama beberapa tahun terakhir, inflasi di Surakarta selalu rendah," katanya.
Pada 2017 kemarin, misalnya, inflasi di Kota Surakarta tercatat berada di angka 3,1 persen. Sedangkan di 2016, inflasi berada di angka 2,15 persen. "Koordinasi antarinstansi dalam TPID bekerja dengan cukup baik," katanya.