Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

30 April 2024 | 09.25 WIB

Huta Siallagan di Pindaraya, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Senin, 29 April 2024. Desa itu merupakan desa adat Batak sekaligus kawasan cagar budaya di tepian Danau Toba yang menjadi saksi sejarah marga Siallagan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Perbesar
Huta Siallagan di Pindaraya, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Senin, 29 April 2024. Desa itu merupakan desa adat Batak sekaligus kawasan cagar budaya di tepian Danau Toba yang menjadi saksi sejarah marga Siallagan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Samosir - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS. Huta Siallagan, wisata sejarah di Pulau Samosir, menjadi salah satu lokasi di mana penggunaan QRIS secara masif diadopsi UMKM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Siti Bakara, 57 tahun, menjadi salah satu pengusaha cinderamata khas Batak Toba yang sudah menerapkan pembayaran non-tunai. Dia menyebut banyak turis yang memilih pembayaran melalui QRIS. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Sekarang banyak tamu yang tidak pakai uang tunai," kata Siti Bakara saat ditemui di kiosnya di Desa Siallagan, Pindaraya, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Senin, 29 April 2024.

Siti menyampaikan, sebelum sistem pembayaran melalui QRIS diterapkan pengusaha UMKM di wilayahnya sering menggunakan sistem transfer lewat rekening bank. Namun, jelas Siti, ada perubahan perilaku pelancong sehingga membuat QRIS menjadi sarana pembayaran utama. 

"QRIS itu memancing orang belanja. Orang yang awalnya enggak mau belanja, jadi mau belanja; mereka yang tadinya beli satu, malah jadi beli dua; semua karena QRIS," tuturnya. 

Lebih lanjut, Siti menjelaskan bahwa pembayaran via QRIS juga mendorong usahanya untuk lebih berhemat. Dia mengaku kerap terjebak dalam pemborosan ketika masih menerima pembayaran dalam bentuk uang tunai. 

"Kalau pakai QRIS itu bisa kami kumpul-kumpul uangnya. Kalau kami terima uang tunai, langsung habis dibelanjakan," ujarnya. 

Tak sampai di situ, Siti menyebut bahwa omset harian yang diterima tokonya bisa mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta. Dia menjual berbagai barang, dari gantungan kunci seharga Rp 5 ribu sampai kain ulos seharga Rp 3 juta. 

Triyan Pangastuti, wisatawan asal Jakarta, juga menyampaikan kesan baik soal pembayaran Via QRIS. Menurut dia, penggunaan QRIS memberikan kemudahan dalam berbelanja. 

"Sebagai customer, menurut saya QRIS memudahkan banget sih," ucap Triyan. 

Perempuan yang bekerja sebagai pegawai swasta itu mengaku sengaja membeli sejumlah cinderamata khas Samosir untuk dibawa pulang. Dia membeli baju outer dan daster dengan total harga Rp 150 ribu. 

Triyan mengaku sering tak membawa uang tunai di dompet. Melalui smartphone, jelas Triyan, pembayaran dengan QRIS menjadi lebih praktis. 

"Dengan adanya QRIS di kawasan Samosir dan sekitarnya, saya enggak perlu bawa uang banyak-banyak," katanya.



Savero Aristia Wienanto

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus