Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

3 Faktor yang Dapat Meningkatkan Kerentanan terhadap Penipuan

Faktor yang dapat memprediksi kerentanan terhadap penipuan dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Apa saja?

6 Februari 2025 | 12.15 WIB

Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Mikhail Nilov
Perbesar
Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Mikhail Nilov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Penipuan adalah ancaman yang terus berkembang, terutama dengan kemajuan teknologi dan makin kompleksnya modus yang digunakan. Meski penipuan dapat terjadi pada siapa saja, faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan kerentanan terhadap penipuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari Psychology Today, sebuah makalah yang ditulis Hanoch dan Wood berjudul Current Directions in Psychological Science membahas siapa yang lebih rentan terhadap penipuan. Faktor-faktor yang dapat memprediksi kerentanan terhadap penipuan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni demografi, perbedaan individu, dan sifat penipuan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Demografi

Temuan di area ini beragam, khususnya dalam hal pendidikan, jenis kelamin, dan ras. Mengenai usia, beberapa data menunjukkan orang yang lebih tua mungkin berisiko lebih besar kehilangan lebih banyak uang per insiden penipuan. Meskipun demikian, tingkat viktimisasi tampaknya paling tinggi pada kelompok usia setengah baya.

Alasan untuk temuan yang beragam kemungkinan mencerminkan fakta bahwa penipu menggunakan banyak jenis penipuan dan menargetkan kelompok yang berbeda. Individu yang menjadi target bervariasi dalam cara mereka menanggapi penipuan. 

2. Perbedaan Individu

Perbedaan individu dalam kemampuan mental yang terkait dengan kerentanan terhadap penipu meliputi hal-hal berikut, termasuk tingkat impulsivitas yang lebih tinggi (kontrol diri yang rendah) dan pengambilan risiko, tingkat kemampuan kognitif umum yang lebih rendah, dan mungkin tingkat kecerdasan emosional yang lebih rendah . 

Hal ini tidak mengherankan karena faktor-faktor ini mempengaruhi kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dalam menghadapi godaan, tekanan, dan informasi yang tidak lengkap atau rumit.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan bagaimana aspek pengambilan keputusan (misalnya, persepsi manfaat dan risiko) mengenai suatu penawaran dapat dimodifikasi untuk mengurangi kerentanan orang terhadap penipuan dan skema penipuan.

3. Sifat Penipuan

Kerentanan penipuan juga dipengaruhi oleh teknik persuasif yang digunakan penipu. Salah satu teknik persuasi yang umum digunakan adalah kepercayaan/otoritas. Misalnya, penipu mungkin berpura-pura mewakili pemerintah atau perusahaan besar. 

Teknik persuasif lainnya melibatkan kelangkaan atau keterbatasan. Misalnya, calon korban diperingatkan bahwa hanya ada sedikit hadiah yang tersedia atau hanya ada sedikit waktu tersisa untuk mengambil uang tunai atau hadiah yang seharusnya mereka menangkan.

Teknik persuasif lainnya terdiri dari melebih-lebihkan manfaat dan mengecilkan biaya, mendorong konsumen untuk membuat komitmen dalam bentuk apa pun, dan menarik emosi negatif seperti rasa bersalah dan keserakahan. Atau bahkan lebih lagi menarik emosi positif, misalnya, persahabatan.

Terakhir, ada pula “efek biaya hangus". Contoh kasus yang ilustratif adalah penipuan lotere asing, di mana korban berulang kali diminta membayar lebih untuk melepaskan kemenangan yang diduga mereka dapatkan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus