Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertanyaan menantang dari anak adalah menyangkut definisi dan keberadaan Tuhan. Apa pun agama yang dianut orang tua, anak kerap mendengar kata Tuhan.
Baca: 4 Cara Membuat Anak Jatuh Cinta pada Matematika
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profesor emeritus dari Departemen Psikologi Universitas Drexel, Amerika Serikat, Myrna Shure, Ph.D. mengutarakan, pemikiran tentang Tuhan merupakan permulaan dari rasa empati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pada balita, bila mereka merasa bersalah akan sesuatu, mereka akan memikirkan hubungannya dengan Tuhan. Apakah Tuhan melindungi atau membantu mereka ketika menghadapi masalah," ujar penulis buku "Raising a Thinking Child" ini.
Menanggapi pertanyaan ini, orang tua harus menyesuaikan dengan keyakinan mereka. Kemudian, Anda bisa memberi jawaban seperti "Tuhan melindungi kita" atau "Tuhan tidak bisa kita lihat namun bisa kita rasakan".
Psikolog klinis dari Sekolah Medis Harvard, Amerika Serikat, Robert Brooks, PhD,mengingatkan agar orang tua berhati-hati memperkenalkan konsep konsekuensi dari sebuah perbuatan.
Baca: Sering Bertanya Menandakan Anak Berkembang, Begini Menghadapinya
"Konsep hukuman dari Tuhan bisa menyeramkan bagi anak. Hal ini bisa disalahartikan anak dan menyebabkan kecemasan," kata Robert.
TABLOID BINTANG