Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar gembira datang dari Korea Selatan saat Batik Indonesia sukses tembus ke pasar digital negeri gingseng itu. Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi mengatakan hal ini terlaksana setelah proses negoisasi secara daring selama tujuh bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Alhamdulillah hari ini (Jumat, 7 Juli 2021) kami berkesempatan menyaksikan penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT Wastra Cantik Indonesia (Batik Chic) dan Idus.com," kata Umar dikutip dari laman Kemlu, Selasa, 13 Juli 2021.
Umar berharap dengan masuknya Batik ke situs komersial daring dapat menciptakan kesejahteraan tidak hanya untuk kedua pihak, tetapi juga untuk UMKM lainnya. Menurut dia, capaian ini membuktikan jika pandemi bukanlah suatu halangan.
Dalam proses pemasaran Batik di pasar digital Korea oleh KBRI Seoul, Idus.com merupakan salah satu situs ekonomi digital Korsel yang menjual mayoritas produk buatan tangan. Hal tersebur didasari oleh ketertarikannya pada impor produk Indonesia berupa aksesoris dari Batik dan kain tradisional.
CEO Idus.com, Donghwan Kim, mengatakan pihaknya memutuskan untuk mengenalkan Batik Indonesia di situsnya melalui merek Batik Chic yang memiliki garis rancangan busana yang apik dan simple. “Tepat mewakili citra wanita Indonesia dan Korsel yang cerdas, cantik, dan berbudaya di abad-21,” ucap dia.
Pendiri dan Perancang Batik Chic (PT Wastra Cantik Indonesia), Novita Yunus, berterimakasih atas upaya pemerintah RI dalam mempromosikan batik di kancah Internasional. "Kami berharap perwakilan RI lainnya turut aktif melakukan kegiatan untuk promosi batik meski secara daring guna mendukung keberlangsungan UKM batik dan kain tradisional lainnya di Indonesia,” tuturnya.
Dengan masuknya batik ke pasar digital Korea Selatan, hal ini membuktikan jika batik bisa menjadi perintis penguatan akses produk ekonomi kreatif Indonesia ke pasar Korsel, khususnya menjelang penyelenggaraan World Conference on Creative Economy dan KTT G20 di Indonesia di tahun 2022.
Teguh Arif Romadhon
Baca Juga: