Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Burnout merupakan kondisi kelelahan secara fisik dan mental yang karena beban tanggung jawab yang menumpuk dan tak berkesudahan. Burnout sebenarnya bukan gangguan psikologis, namun hanya sebagai suatu keadaan yang dapat memicu gangguan kesehatan jiwa maupun psikis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikolog klinis dan hipnoterapis Liza Marielly Djaprie menyarankan masyarakat mengenali gejala burnout atau kelelahan fisik dan psikis, kemudian bisa mengatasinya agar tidak memicu pada gangguan yang lebih serius. Ia menjelaskan gejala burnout bisa terjadi pada fisik, emosi, bahkan bisa berdampak pada perilaku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Gejala fisik misalnya menjadi sakit-sakitan, imunitas menurun. Biasanya yang dikeluhkan antara sakit kepala, sakit perut, atau nyeri tulang," kata Liza.
Selain itu, gejala burnout secara emosi menjadikan orang meledak-ledak dalam mengungkapkan perasaan. Biasanya seseorang mudah marah dan juga bisa menangis secara tiba-tiba.
"Kalau dari sisi perilaku biasanya menarik diri, mengisolasi diri, kehilangan minat, bakat, dan hobinya tidak mau dilakukan lagi," katanya.
Liza mengatakan penting untuk mengetahui dan menyadari seseorang sedang mengalami burnout. Jika sudah mengetahui diri sendiri atau orang dekat mengalami gejala seperti itu, sangat disarankan untuk menenangkan diri atau meminta bantuan pada orang lain untuk melepaskan beban-beban tersebut.
Dia menyebutkan cara mengatasi burn out bagi setiap orang berbeda, tergantung kepribadian masing-masing.
"Berbeda-beda tipe orang. Ada yang butuh benar-benar sendiri, ada yang butuh ditemani, ada yang senangnya dielus-elus, atau olahraga mungkin," jelas Liza.
Jika burnout yang dialami sudah sangat kronis disarankan berkunjung ke tenaga profesional untuk mendapatkan konseling ataupun terapi.
"Kalau sudah ada gangguan tidur, mau tidak mau harus ada intervensi medis juga. Salah satu yang bisa dilakukan ada yang namanya self hypnosis," kata Liza.
Hipnotis diri pada intinya adalah membuat diri merasa tenang dan rileks untuk melepaskan beban-beban yang dialami dan menyebabkan burnout. Selanjutnya, seseorang melakukan sugesti maupun afirmasi positif pada dirinya untuk mengatasi burnout.