Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Fenomena Anak Diasuh Orang Lain, Tanda Orang Tua yang Abai

Psikolog mengatakan fenomena anak yang dititipkan pengasuhan kepada orang lain bisa disebabkan orang tua memiliki sikap abai.

31 Juli 2024 | 21.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi penitipan anak (daycare). shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo menjelaskan fenomena anak yang dititipkan pengasuhan kepada orang lain, seperti kepada kakek-nenek, paman, bibi atau bahkan asisten rumah tangga, bisa disebabkan orang tua memiliki sikap abai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi pendelegasian untuk mengasuh anak dan mendidik anak itu diserahkan kepada orang lain," kata Vera dalam forum diskusi Denpasar 12, Rabu, 31 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia itu mengatakan pengasuhan orang tua yang seperti itu akan berpengaruh pada kesehatan mental anak. Gangguan kesehatan mental diawali dengan anak berpikir ia tidak bisa dipahami dan tidak bisa dimengerti oleh orang tuanya.

Menurutnya, orang tua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak secara fisik maupun emosi dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan. Mengawali komunikasi dengan anak itu bisa dengan menanyakan, "Apakah kamu memiliki kesulitan? Kalau ada ayo kita cari solusinya."

Masalah kesehatan mental pada anak
Vera mengatakan orang tua yang abai, tidak siap menjadi orang tua, tidak paham tumbuh kembang anak, menjadi salah satu tantangan menggapai target menjaga kesehatan mental anak dan remaja untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, menurut dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dr Tjut Rifameutia, disfungsi keluarga yang banyak terjadi saat ini karena figur ayah atau ibu tidak berperan sebagaimana layaknya orang tua. Ini menimbulkan masalah kesehatan mental pada anak dan gejalanya antara lain penurunan energi dan kognitif, gejala somatik, cemas, hingga depresi.

"Karena kebutuhan anak, baik secara emosional maupun secara fisik, baik dari sisi gizi ataupun kasih sayang, itu tidak diperoleh dari keluarganya," tegas Rifameutia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus