Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit cacingan biasanya dipengaruhi lingkungan yang sanitasinya buruk. Mengutip publikasi berjudul Worm Infections in Children dalam situs web PubMed, jenis parasit yang menginfeksi, yaitu ascariasis, trikuriasis, schistosomiasis, toxocariasis, enterobiasis, dan cysticercosis. Penyebab infeksi parasit antara lain, tanah, sanitasi, dan gaya hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip situs web Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (HMKM) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 24 persen dari populasi 1,5 miliar di dunia pernah mengalami cacingan. Adapun jenis infeksi yang paling banyak terjadi di Indonesia tersebab cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura). Penularan cacing gelang melalui feses dan kotoran kuku yang terkontaminasi dengan parasit itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kulir telur cacing gelang tidak berwarna dengan bagian luarnya dilapisi dengan albumin. Larva cacing gelang memiliki karakteristik morfologi berbentuk lonjong. Permukaan bergerigi berwarna cokelat. Ada selubung vitelin yang tipis, tapi kuat. Itu sebabnya telur cacing gelang bertahan di tanah.
Mengutip dari Jurnal Media Analis Kesehatan, tubuh yang terinfeksi cacing gelang yang hidup dalam usus akan mengambil sari makanan. Itu mengakibatkan gangguan pencernaan.
Berikut gejala terinfeksi oleh cacing gelang, dikutip dari Healthline:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Penyumbatan usus
- Kehilangan selera makan
- Nyeri perut
- Penurunan berat badan
- Penurunan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi (malabsorpsi)
Sedangkan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi cacing cambuk berbeda dengan cacing gelang. Berikut gejala terinfeksi cacing cambuk, dikutip dari Centers for Disease of Control and Prevention:
- Sulit buang air besar. Terasa sakit ketika buang air besar. Feses pun berlendir dan ada darah
- Dinding bagian akhir usus besar terlepas dari tempat perlekatannya (prolaps rektum)
- Perlambatan bagian akhir usus besar (retardasi rectum)
- Gangguan perkembangan kognitif
- Anemia
TIKA AYU