Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu penyebab polusi udara di dalam ruangan adalah hasil aktivitas memasak tanpa dukungan akses udara yang bersih, yang terbukti menjadi penyebab paparan polusi bagi sebanyak 2,4 juta anak di seluruh dunia pada 2020. Ketua Satuan Tugas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kurniawan Taufiq Kadafi, mengatakan polusi udara di dalam ruangan memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan anak dan bahkan dapat berujung pada kematian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Polusi udara di dalam ruangan bersumber dari produk memasak menggunakan kerosin di rumah yang tidak memiliki ventilasi dengan baik," ungkap Taufiq saat diskusi virtual mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan anak-anak di Jakarta, Selasa, 2 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu material bahan bakar kerosin yang lazim digunakan untuk memasak adalah minyak tanah. Sedangkan bahan bakar padat lain adalah batubara, arang, dan kayu bakar. Taufiq mengatakan kondisi tersebut mesti diwaspadai karena data dari UNICEF menyebut hal itu berkontribusi terhadap 3,2 juta kematian bayi prematur pada 2019.
"Ini kelihatannya sepele, memasak lalu asapnya terperangkap di dalam rumah, kemudian terhirup oleh bayi dan berisiko terjadi kematian dengan komplikasi saluran pernapasan dan sebagainya," jelasnya.
237 ribu kematian
Polusi udara imbas dari aktivitas pembakaran di dalam rumah juga menjadi penyebab 237 ribu angka kematian anak di bawah usia 5 tahun.
"Apalagi di Indonesia masih heterogen, ada area di satu provinsi, misalnya, ada rumah-rumah yang didesain tidak memiliki ventilasi yang baik. Ini cukup berbahaya, mesti diwaspadai," tambahnya.
Sementara itu, polusi udara di luar ruangan juga sama-sama memiliki dampak besar bagi kesehatan yang dapat berujung pada kematian. Polusi tersebut biasanya berasal dari pembakaran aktivitas perusahaan, pertanian, konstruksi, dan sebagainya.
"Polusi udara di luar ruangan turut berdampak pada 4,2 persen kematian bayi prematur secara global pada 2019, termasuk kematian sebanyak 154 ribu anak usia di bawah 5 tahun," tutup Taufiq.
Menyikapi kondisi tersebut, maka langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah membuka jendela dan ventilasi sehingga tidak ada asap yang terkumpul di dalam rumah hasil aktivitas memasak.
"Membuka semua jendela dan pintu ketika memasak dan menjauhkan anak-anak dari sumber asap," imbaunya. Sedangkan untuk polusi udara di luar rumah, langkah strategis yang dapat diterapkan adalah mengganti perangkat teknologi dengan sumber tenaga surya.
Pilihan Editor: Dampak Buruk Polusi Udara pada Rambut
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.