Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasien kanker biasanya mengalami kerontokan rambut setelah melakukan kemoterapi. Mengapa bisa begitu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemoterapi salah satu metode pengobatan kanker. Pengobatan itu memang ampuh untuk membunuh sel kanker, namun bisa juga menyebabkan rambut pasien menjadi rontok. Kondisi ini disebut alopecia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kejadian buruk pada rambut sering terjadi dengan terapi antikanker,” kata dokter kulit di New York, Amerika Serikat, Mario Lacouture, seperti dikutip Tempo dari laman The Oncology Pharmacist.
Alopecia yang disebabkan kemoterapi sitotoksik terjadi karena pengurangan jumlah sel yang memproduksi rambut. Akibatnya, rambut rontok, pertumbuhan rambut terhambat, batang rambut lemah, rapuh, dan menyempit sehingga mudah patah serta pengurangan diameter batang rambut.
Tak hanya rambut kepala, kerontokan juga bisa terjadi pada rambut di bagian lengan, kaki, sekitar mata, dan alat kelamin. Namun, mengutip dari WebMD, tidak semua pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan mengalami rambut rontok.
Alopecia karena pengobatan kanker bisa saja hanya terjadi sementara. Dilansir dari laman Krager, dalam 96 jam, DNA dan struktur bola rambut akan dipulihkan. Sementara dalam tiga hingga enam bulan rambut baru akan terlihat.
Namun, kerontokan rambut bisa terjadi secara permanen yang biasa disebut alopecia persisten. Kondisi ini terjadi bila pasien kanker mengalami kerontokan rambut lebih dari enam bulan setelah kemoterapi.
Penyebab yang sering dilaporkan adalah regimen busulfan dan siklofosfamid dosis tinggi serta protokol pengobatan kanker payudara, termasuk taxane.
Studi yang melibatkan 40 ribu pasien kanker dari Childhood Cancer Survivor Study menemukan sekitar 40 persen anak-anak mengalami kerontokan rambut terus-menerus. Hal ini menyebabkan risiko depresi dan kecemasan yang lebih tinggi ketika mereka dewasa.
Tak hanya menyebabkan rambut rontok, sebanyak 65 persen pasien kanker mengaku merasakan efek samping yang berbeda, termasuk rambut menjadi lebih keriting pada 35 persen kasus.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Efek Samping yang Timbul Akibat Kemoterapi