Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Inilah Alasan dan Penyebab Film Horor Banyak Ditonton

Meskipun menakutkan, film horor memiliki banyak peminat. Mengapa demikian?

26 Mei 2022 | 17.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film horor menyajikan adegan menyeramkan. Film jenis ini hadir untuk memberikan nuansa menakutkan dan menyeramkan bagi yang menontonnya.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Walau menakutkan, film horor memiliki banyak peminat dan seringkali merajai box office, terutama saat mendekati Oktober, saat perayaan Halloween dilaksanakan. Namun mengapa orang-orang rela mengeluarkan uangnya demi merasakan ketakutan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari hbr.org, salah satu alasan menikmati film horor adalah untuk mengalami rangsangan. Paparan adegan menakutkan dapat merangsang reaksi tubuh baik secara mental maupun fisik.

Reaksi negatifnya berupa ketakutan dan kecemasan. Sedangkan positifnya yaitu kegembiraan. Menonton film horor dapat mengaktifkan dua rangsangan ini secara bersamaan.

Biokimia di dalam tubuh juga berubah saat kita menikmati film horor. Ketakutan dapat memicu pelepasan adrenalin, menghasilkan sensasi yang meningkat, dan energi yang melonjak.

Meskipun film horor itu hanya rekaan, menontonnya dapat memicu respons fight-or-flight yang sangat nyata. Seorang psikolog klinis di Austin, Krista Jordan, menyebukan otak tidak selalu membedakan antara fantasi dan kenyataan secara efektif.

Dikutip dari Verywell Mind, salah satu teori psikologi yang menjelaskan hal ini disebut teori transfer eksitasi Dolf Zillmann. Teori tersebut menyatakan bahwa film horor merangsang peningkatan tingkat gairah fisiologis karena rasa takut yang ditimbulkannya. Saat berada di puncak rasa horor, gairah itu kemudian mengintensifkan perasaan lega dan kenikmatan penonton yang menimbulkan euforia.

Saat menonton horor otak lupa bahwa apa yang dilihatnya bukanlah bahaya nyata dan kemudian mengisi respons fisiologis yang sesuai, seperti ketakutan. Lalu tubuh mengaktifkan mode fight-or-flight, yang berarti otak dibanjiri dengan reaksi yang memicu adrenalin dan euforia.

Studi lain menunjukkan bahwa alasan lainnya, yaitu film horor dapat memuaskan rasa ingin tahu kita tentang sisi gelap manusia. Sebab, di dunia nyata, sebagian besar manusia jarang bertemu dengan manusia-manusia kejam dan jahat seperti di film horor.

ANNISA FIRDAUSI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus